AlurNews.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Natuna, khususnya di Kecamatan Midai, kembali meningkat.
Seorang pasien DBD meninggal dunia setelah mengalami Dengue Shock Syndrome (DSS).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Natuna, Hikmat Aliansyah mengatakan, pasien tersebut dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Natuna setelah dirujuk dari Puskesmas Midai.
“Memang benar, sekitar dua hari lalu ada pasien DBD dari Midai meninggal di RSUD Natuna. Pasien ini merupakan rujukan dari Puskesmas Midai,” ujar Hikmat, Rabu (12/2/2025).
Lanjutnya, pasien DBD tersebut sebenarnya sudah beberapa hari dirawat di Puskesmas Midai, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Natuna.
Namun, cuaca ekstrem menghambat proses evakuasi, sehingga pasien baru bisa dibawa ke RSUD setelah adanya kapal Sabuk Nusantara yang beroperasi.
“Ketika sampai di RSUD, kondisi pasien sudah sangat parah, mengalami DSS, dengan HB (hemoglobin) yang turun drastis hingga hanya tersisa dua, akibat pendarahan,” jelasnya.
Meski sudah mendapatkan perawatan intensif di Intensive Care Unit (ICU) RSUD Natuna, termasuk transfusi darah, nyawa pasien tidak tertolong dan dinyatakan meninggal pada Minggu malam.
Hikmat menyebut, hingga saat ini, 10 warga Kecamatan Midai telah terdampak DBD, dan sempat dirawat di RSUD Natuna.
“Tiga pasien masih dirawat, sementara yang lain sudah diperbolehkan pulang,” ucapnya.
Selain pasien yang dirawat inap, beberapa warga Midai yang mengalami demam juga melakukan pemeriksaan di poli dan menjalani rawat jalan.
“Untuk saat ini, kasus DBD di Midai sedang meningkat dan berpotensi masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Kami akan segera menyurati Bupati terkait hal ini,” imbuhnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Natuna, sepanjang tahun 2024 lalu, tercatat 81 kasus DBD, dengan rincian 39 perempuan dan 42 laki-laki.
Meskipun pada tahun 2024 tidak ada laporan pasien meninggal akibat DBD, kasus di Midai yang terjadi di akhir tahun 2024 dan berlanjut hingga awal 2025, menyebabkan satu pasien meninggal dunia.
Menurutnya, Kelompok usia yang terdampak DBD di Natuna saat ini dari kalangan anak-anak.
“Jadi, sepanjang tahun ini, sudah ada dua pasien yang meninggal akibat DBD. Untuk di Bunguran Besar ini saat ini belum ditemukan, hanya saja pada Januari lalu ada tiga kasus DBD,” pungkasnya. (Fadli)