AlurNews.com – Infrastruktur di Pelabuhan Batu Ampar masih banyak yang perlu diperbaiki. Mengingat saat hujan deras, tempat penyimpanan kontainer di Pelabuhan Batu Ampar digenangi air.
“Mengenai infrastruktur di dalam pelabuhannya banyak yang harus diperbaiki. Saat hujan deras, tempat penumpukkan kontainer sudah menjadi sawah. Saya tidak mau mengkritik BUP, hanya ingin mencari solusinya seperti apa. Biar ke depannya lebih enak,” kata Ketua ALFI DPC Kota Batam, Yasser Hadeka Daniel, Minggu (8/12/2024).
Diakuinya, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) sudah diskusi perihal hal tersebut kepada Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Badan Pengusahaan (BP) Batam. Tempat kontainer ini akan dipindahkan ke tempat yang baru.
“Masalah crane bisa menyusul. Bukan tugas BUP saja, kami selalu berikan masukkan terutama soal masalah yang berlumpur. Hasilnya diskusinya, Insya Allah minggu depan sudah ada tempat yang baru. Untuk kontainer LCL domestik sudah ada tempat yang baru dan nyaman,” katanya.
BP Batam mengembangkan Terminal Umum Batu Ampar sebagai hub logistik internasional. Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana di pelabuhan ini telah memberikan dampak luas terhadap perekonomian Batam.
Direktur BUP BP Batam, Dendi Gustinandar menyebutkan langkah awal transformasi tersebut adalah pengembangan Terminal Peti Kemas (TPK) Batu Ampar menjadi terminal berstandar internasional dan lebih modern.
Sejak mulai dioperasikannya satu unit Ship to Shore Crane dan dua unit Mobile Harbor Cranes untuk melayani bongkar muat kapal peti kemas, produktivitas di TPK Batu Ampar meningkat tajam menjadi 40-50 box per jam, dibandingkan sebelumnya yang hanya mencapai 8-10 box per jam dengan crane konvensional.
“Ini dilakukan sebagai upaya mengubah wajah Batu Ampar agar sesuai dengan kebutuhan investor akan cost logistic yang lebih efisien,” ujar Dendi.
Menurut data yang dihimpun BUP, kinerja bongkar muat peti kemas pada Semester I Tahun 2024 mencapai 313 ribu TEUs, naik 7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
“Modernisasi alat bongkar muat dan digitalisasi sistem tersebut telah memberikan nilai tambah bagi investor dalam bentuk efisiensi biaya logistik dan waktu yang lebih efektif,” seru Dendi.
Keberhasilan ini juga memungkinkan TPK Batu Ampar melayani kapal Direct Call internasional, dengan rute perdana Batam-China yang dimulai pada Maret 2024.
“Pada Agustus 2024 kemarin, rute direct call Batam-Yangon, Myanmar, juga telah dimulai yang membuka peluang baru dalam distribusi barang internasional,” imbuhnya.
Dendi optimis bahwa pengembangan berkelanjutan Terminal Peti Kemas Batu Ampar kedepannya akan meningkatkan daya saing Batam sebagai tujuan investasi dan hub logistik internasional, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kota Batam. (Roma)