Pengusaha Curhat Ada Daerah Rawan Premanisme, Apindo Batam: Hanya Proposal Bantuan

1 day ago 13
Ketua Apindo Kota Batam Rafky Rasyid. Foto: AlurNews.com

AlurNews.com – Isu aksi premanisme bagi kawasan industri manufaktur, menjadi fokus pengusaha terutama Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Gangguan serupa juga dinyatakan kerap dialami sektor industri manufaktur di Batam, Kepulauan Riau.

Menanggapi hal ini, Ketua Apindo Batam, Rafki Rasyid mengakui untuk kawasan industri di Kota Batam jauh lebih aman apabila dibandingkan di daerah industri yang berada di Pulau Jawa.

“Untuk di Batam, kondisinya jauh lebih aman daripada kawasan industri di Jawa. Bisa dikatakan hampir tidak ada laporan gangguan ke kita. Pemaksaan minta jatah atau proyek seperti di Jawa belum ada di Batam,” jelas Rafki saat dikonfirmasi melalui aplikasi pesan singkat, Jumat (1/8/2025) siang.

Namun demikian, Rafki tidak menampik bahwa sektor industri di Batam juga menerima proposal permintaan bantuan yang berasal dari organisasi tertentu, serta organisasi masyarakat.

Walau tidak merinci mengenai proposal bantuan dari beberapa organisasi ini, Rafki menyebut bahwa proposal bantuan yang dimaksud tidak berupa paksaan.

Adapun proposal ini juga disebut ditujukan untuk beberapa jenis kegiatan, dengan frekuensi yang berbeda bergantung pada lokasi perusahaan.

“Macam macam yang bentuknya meminta bantuan kegiatan. Untuk frekuensinya berbeda beda tiap perusahaan dan lokasi perusahaan. Biasanya mengatasnamakan organisasi masyarakat tertentu. Tapi sifatnya tidak ada paksaan ataupun ancaman ke perusahaan ya. Jadi kita bersyukur keamanan industri di Batam terjaga relatif aman dan kondusif,” jelasnya.

Apindo Batam sendiri, saat ini hanya mengkritisi mengenai penataan perizinan investasi yang akan masuk ke Kota Batam. Pihaknya meminta agar pemerintah dapat memberi kepastian hukum, serta menyederhanakan proses agar tidak membingungkan bagi calon investor.

“Saat ini tnggal bagaimana pemerintah menata perizinan investasi yang sederhana dan prosesnya cepat serta tidak membingungkan investor. Kepastian hukum juga perlu dijaga. Artinya dengan tidak merubah aturan yang sudah ada dengan waktu terlalu cepat, sehingga menimbulkan kebingungan. Ditambah dengan insentif bagi pelaku usaha yang berada di Kawasan FTZ, saya yakin investor akan lebih nyaman dan lebih banyak yang berinvestasi ke Batam,” jelasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sanny Iskandar, menyebut aksi premanisme masih menjadi gangguan serius di kawasan industri manufaktur. Menurut Sanny, daerah-daerah rawan bisa dipetakan secara rinci, baik di Jawa maupun luar Jawa.

Sanny menambahkan, kawasan industri baru seperti Subang, Jawa Barat, mulai resah karena aksi preman. Gangguan serupa juga dirasakan pelaku usaha di Batam, Kepulauan Riau.

“Kalau bicara di kantong-kantong kegiatan industri manufaktur tentunya memang di daerah Tangerang, Banten, Bekasi, Karawang, sampai Jawa Tengah, Jawa Timur. Sampai ke daerah Kepulauan Riau juga di Batam khususnya. Jadi memang ini (premanisme) sangat mengganggu sekali,” kata Sanny dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Rabu (30/7/2025). (Nando)

Read Entire Article
Alur Berita | Malang Hot | Zona Local | Kabar Kalimantan |