AlurNews.com – Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Amsakar Achmad mengaku optimistis dengan masa depan pertumbuhan ekonomi Batam. Dimana secara historis dan geografis, Batam memang ditakdirkan sebagai kawasan investasi.
Selain itu, Amsakar juga melihat perkembangan kesadaran seluruh unsur yang terlibat menggelar forum diskusi dalam mengembangkan strategi dalam memperkuat daya saing Batam.
“Forus seperti ini bukan hanya sebagai media menyampaikan arah kebijakan dari pemerintah kepada pelaku usaha, tetapi juga ruang bertukar gagasan antara sesama pelaku bisnis,” jelas Amsakar dalam kegiatan Batam Investment Forum 2025 yang digelar di ruang Balairungsari BP Batam, Kamis (17/7/2025).
Amsakar berharap pertemuan semacam ini mampu melahirkan benang merah yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan BP Batam ke depan.
Amsakar menyebut, rasa optimisme melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi diperkuat dengan sejumlah indikator makroekonomi yang terus menunjukkan tren positif.
Salah satu nya pertumbuhan ekonomi, peningkatan investasi, neraca perdagangan, dan angka kunjungan wisatawan semuanya terus membaik dari tahun ke tahun.
Selain Batam memiliki ekosistem pendukung yang solid. Terdapat 31 kawasan industri, 135 industri shipyard, empat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan tiga Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Ini adalah potensi besar yang menopang pertumbuhan ekonomi daerah,” lanjutnya.
Amsakar juga mengingatkan bahwa Batam tidak boleh puas dengan capaian nasional. Amsakar mengajak semua pihak berpikir lebih luas menembus batas regional dan internasional.
Menurutnya, Batam perlu membangun jejaring baru dengan negara-negara sahabat, serta mengantisipasi tantangan-tantangan seperti kebijakan tarif lokal 19 persen yang bisa berdampak pada kelangsungan investasi.
Untuk itu, penyederhanaan perizinan di BP Batam saat ini menjadi fokus utama. Amsakar menyebut bahwa waktu pengurusan izin yang dulunya bisa mencapai enam bulan, kini dipangkas menjadi kurang dari 60 hari.
Berbagai persyaratan yang sebelumnya dianggap rumit dan berbelit kini disimplifikasi agar proses menjadi lebih efisien dan ramah bagi investor.
“Kami terus lakukan pembenahan. Salah satu contohnya, kemarin kami sudah menutup kebijakan fatwa planologi,” ujarnya. (Nando)