AlurNews.com – Ibu hamil masih bisa berolahraga selama kehamilan. Dengan catatan bahwa tidak ada komplikasi medis yang membatasi aktivitas fisik.
Demikian hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Steven, SpOG. Ia menuturkan sebagian besar wanita hamil dengan kehamilan yang sehat sebaiknya melakukan olahraga secara teratur.
“Namun, penting untuk mendapatkan izin dari dokter atau tenaga medis yang merawatnya. Terutama jika ibu memiliki kondisi medis tertentu, misalnya, hipertensi, diabetes gestasional, atau masalah plasenta,” katanya.
Ada beberapa manfaat utama olahraga selama kehamilan. Pertama meningkatkan kebugaran fisik. Sehingga Membantu meningkatkan stamina dan kekuatan tubuh, yang sangat berguna untuk proses persalinan. Kedua, mengurangi risiko komplikasi kehamilan, seperti hipertensi, diabetes gestasional, dan preeklamsia.
Mengurangi gejala yang tidak nyaman: Seperti nyeri punggung bawah, sembelit, dan pembengkakan kaki.
Ketiga meningkatkan mood dan mengurangi stres. Olahraga dapat meningkatkan produksi endorfin yang membantu mengurangi kecemasan dan depresi selama kehamilan. Keempat mempermudah pemulihan pasca-persalinan, wanita yang aktif secara fisik selama kehamilan cenderung lebih cepat pulih setelah melahirkan.
Sementara itu untuk lama waktu berolahraga, dr. Steven menuturkan ibu hamil disarankan untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang per minggu. Ini dapat dibagi dalam beberapa sesi. Misalnya, 30 menit per hari, 5 hari seminggu. Aktivitas yang dimaksud adalah yang cukup meningkatkan detak jantung ya, bukan jalan santai
“Ingat, jika ibu hamil sebelumnya tidak aktif berolahraga, bisa dimulai dengan intensitas yang lebih ringan dan secara bertahap meningkat sesuai kenyamanan tubuh,” katanya.
Lantas di trimester berapa yang tidak disarankan lagi berolahraga? dr. Steven mengatakan pada umumnya, tidak ada batasan ketat mengenai trimester yang mengharuskan ibu hamil berhenti berolahraga. Selama tidak ada komplikasi medis.
Dan banyak yang berpikir trimester 1 tidak boleh olahraga, padahal boleh saja asalkan kondis ibu dan bayinya sehat.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, misalnya pada trimester ketiga, perut yang semakin besar dapat mengubah pusat gravitasi tubuh dan meningkatkan risiko keseleo atau jatuh.
Ia juga mengingatkan selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokternya masing-masing mengenai jenis olahraga yang aman sepanjang kehamilan, terutama jika ada komplikasi medis.
dr. Steven menuturkan olahraga yang disarankan selama kehamilan adalah kegiatan yang risiko jatuhnya rendah dan tidak berisiko terjadi cedera. Beberapa contoh olahraga yang dianjurkan, diantaranya :
•Berjalan kaki: Olahraga ini mudah dilakukan dan aman untuk sebagian besar wanita hamil.
•Berenang: Dapat memberikan latihan seluruh tubuh dengan dampak rendah pada persendian.
•Senam hamil atau yoga: Membantu menjaga kelenturan tubuh dan mengurangi stres, mengurangi nyeri pinggang dan sendi.
•Bersepeda statis: Bersepeda di atas alat stasioner lebih aman selama kehamilan dibandingkan sepeda biasa di jalan raya.
•Latihan beban: bisa beban tubuh saja atau alat beban yang ringan, asalkan dilakukan dengan benar tidak akan membahayakan janin.
Penting untuk menghindari olahraga dengan risiko jatuh tinggi, seperti berkuda, ski, atau olahraga kontak fisik seperti beladiri, sepakbola, basket, dan lain sebagainya. (rul)