481 Keramik Bersejarah Dikaji di Museum SSBA Tanjungpinang

2 weeks ago 27
Museum SSBA TanjungpinangTim Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV Kepulauan Riau di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Tanjungpinang memeriksa keramik peninggalan sejarah. Foto: Diskominfo Tanjungpinang

AlurNews.com – Sebanyak 481 keramik tinggalan bawah air mulai diteliti oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV Kepulauan Riau di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah (SSBA), Tanjungpinang, Kamis (10/7/2025).

Kajian ini menjadi bagian dari upaya mengidentifikasi benda muatan kapal tenggelam (BMKT) yang selama ini belum pernah diteliti secara menyeluruh.

Keramik-keramik tersebut berasal dari dua penyerahan tahun 2014. Rinciannya sebanyak 79 buah dari TNI AU Tanjungpinang dan 402 buah titipan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar-Riau-Kepri. Penelitian dilakukan oleh enam petugas BPK dengan dukungan tim Museum SSBA.

Pamong Budaya Ahli Muda BPK IV, Azwar Sutihat, menyebut bahwa sebagian besar koleksi ini berasal dari Tiongkok, khususnya masa Dinasti Qing abad ke-17.

“Kami melakukan identifikasi untuk mengetahui asal-usul keramik. Dari hasil awal, sebagian besar berasal dari Tiongkok pada masa Dinasti Qing,” jelasnya, dikutip dari laman resmi Pemko Tanjungpinang .

Tim juga mendokumentasikan bentuk, motif, dan jenis keramik—seperti mangkuk, piring, hingga teko—untuk dijadikan data base koleksi kebudayaan di wilayah IV. Salah satu temuan menarik adalah Batavia ware, jenis keramik pesanan VOC yang diproduksi antara tahun 1672–1677 dan dikirim dari Tiongkok ke Batavia sebelum didistribusikan ke Eropa.

“Ciri khas Batavia ware adalah bagian luar cokelat dan dalamnya biru-putih,” tambah Azwar.

Kajian ini akan dilanjutkan dengan FGD lintas lembaga, guna membahas status kepemilikan dan rencana pemanfaatan koleksi secara optimal. Menurut Azwar, kejelasan status hukum akan menentukan sejauh mana museum bisa mengelolanya untuk kepentingan publik.

Kepala UPTD Museum SSBA, Siti Umi Muslimah, menyampaikan terima kasih kepada tim BPK yang merespons cepat permintaan identifikasi. Ia menuturkan, sejak dititipkan pada 2014, keramik-keramik ini belum pernah dipelajari lebih lanjut.

“Alhamdulillah, setelah kurang lebih 11 tahun, akhirnya proses identifikasi dapat dilakukan,” kata Siti.

Sebagai tindak lanjut, Museum SSBA juga berencana menyelenggarakan pameran temporer pada Oktober 2025 untuk menampilkan keramik-keramik bersejarah tersebut kepada publik, setelah seluruh perizinan dan tahap identifikasi rampung. (red)

Read Entire Article
Alur Berita | Malang Hot | Zona Local | Kabar Kalimantan |