
AlurNews.com – Jagat media sosial di Kepulauan Riau (Kepri) dihebohkan dengan unggahan mantan Putri Pariwisata Kepri yang mengaku mengalami intimidasi dan perlakuan rasis oleh pengelola taksi Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang, Kamis (29/5/2025).
Dalam unggahan akun @kepriberteman, terlihat tangkapan layar dari Instagram Story akun @piiaya, yang diketahui milik Efi Aya, Putri Pariwisata Kepri 2020. Ia menceritakan kronologi insiden yang dialaminya saat menjemput adiknya di bandara.
Efi mengungkapkan, ia tiba di bandara pada Kamis siang untuk menjemput adiknya yang datang dengan penerbangan Batik Air dari Jakarta. Karena cuaca buruk, penerbangan sempat dialihkan ke Batam dan baru tiba di Tanjungpinang sekitar pukul 14.00 WIB.
Saat berhenti di area penjemputan dan membuka pintu mobil untuk memasukkan barang-barang, tiga orang pria tiba-tiba mendatangi kendaraannya. Salah satu dari mereka mengetuk kaca mobil dengan keras dan menuduhnya sebagai pengemudi taksi online.
“Kakak online ya,” tulis Efi di IG Story-nya, yang kemudian dibagikan ulang oleh akun @kepriberteman.
Meski sudah menyangkal, Efi mengaku tetap dipaksa menunjukkan aplikasi di ponselnya. Ia yang merasa risih sempat melayani pertanyaan dari para pria tersebut, yang belakangan diketahui sebagai pengemudi taksi bandara.
Para pengemudi mengklaim sering melihat mobil Efi masuk ke area bandara. Efi menjelaskan bahwa hal tersebut karena ia kerap mengantar dan menjemput saudara yang tinggal di luar kota.
Tak hanya intimidasi dan ancaman akan dilaporkan ke polisi, Efi juga mengaku mendapat perlakuan rasis dari salah satu pria yang disebut bernama Rendi.
“Saya bilang saya bukan ojol, saya jemput adik saya. Tapi mereka tetap maksa cek aplikasi, bahkan mengancam akan melaporkan saya. Kemudian kata si Rendi ini yang gedor-gedor: ‘Kakak Chinese, dia pribumi.’ Ini jelas-jelas rasis dan saya gak terima,” lanjutnya.
Kepala Seksi Keamanan dan Pelayanan Bandara RHF Tanjungpinang, Rudy Sudrajat, membenarkan adanya insiden tersebut saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (30/5/2025).
Pihaknya menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi di lingkungan Bandara Internasional RHF. Ia juga memastikan bahwa para pelaku merupakan bagian dari pengelola taksi bandara.
“Kami pribadi meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami juga telah memanggil pengelola, dan ketiga orang serta Rendi yang dimaksud merupakan bagian dari mereka,” jelas Rudy.
Rudy menjelaskan, pihak bandara baru menerima laporan sekitar pukul 18.33 WIB, Kamis sore (29/5/2025), setelah Efi menandai akun resmi bandara melalui unggahannya di media sosial.
“Karena peristiwanya singkat dan tidak ada laporan langsung dari kedua belah pihak, kami baru mengetahuinya dari admin medsos kami,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya telah meminta pengelola taksi bandara untuk segera menemui pelapor dan melakukan mediasi terkait insiden ini.
“Kalau ini berulang terus dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi para penumpang, bisa jadi kami memutus kerja sama dengan pengelola sebagai sanksi terberat,” tegasnya. (nando)