Dua Tahun Tragedi di Pulau Rempang, Warga Hadirkan Pasar Rakyat sebagai Simbol Perjuangan

3 days ago 12
Masyarakat Pulau Rempang menghadirkan Pasar Rakyat Melawan sebagai pengingat atas terjadinya tindak kekerasan yang dialami masyarakat Pulau Rempang. (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Masyarakat Pulau Rempang menghadirkan Pasar Rakyat Melawan sebagai pengingat atas terjadinya tindak kekerasan yang dialami masyarakat Pulau Rempang, dalam penyerangan yang dilakukan di kawasan Kampung Tanjung Kertang.

Sejumlah atraksi kesenian melengkapi gelaran Pasar Rakyat Melawan yang menyediakan hasil bumi dan laut dari Pulau Rempang. Mulai dari ikan, rajungan, kepiting, sayur-sayuran, buah-buahan, hingga makanan olahan dari dari hasil bumi Pulau Rempang.

Pasar Rakyat Melawan diharapkan menjadi wadah semakin bersatunya masyarakat Pulau Rempang. Sebagai wadah bersama menjaga tanah yang telah mereka tinggali turun temurun sejak ratusan tahun lalu.

Setidaknya ada enam gerai yang ada di Pasar Rakyat Melawan yang mewakili hasil bumi dari kampung Sungai Raya Sembulang Hulu, Sembulang Pasir Merah, Sungai Buluh, Pasir Panjang, dan Kampung Pantai Tiga Putri.

Koordinator Umum Aliansi Masyarakat Rempang Galang Bersatu (AMAR-GB), Ishak menyampaikan bahwa masyarakat Pulau Rempang tidak akan lupa dengan kekerasan yang dilakukan oleh ribuan orang dari tim terpadu waktu itu.

Ishak menyampaikan penyerangan yang dilakukan oleh tim terpadu berisi 1.010 personil gabungan pada 7 September 2023, mengakibatkan tujuh warga ditangkap, belasan anak sekolah menjadi korban gas air mata dan harus dilarikan ke pusat layanan kesehatan, beberapa warga juga menjadi korban luka akibat keganasan tim terpadu

“Rempang adalah identitas kita, Rempang adalah ruang hidup kita, dan tidak mungkin akan kita gadaikan pada siapapun,” jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (8/9/2025).

Pihaknya menekankan bahwa tugas utama masyarakat Pulau Rempang, adalah merawat kampung yang dititipkan oleh leluhur. Kampung-kampung di Pulau Rempang inilah akan menjadi ruang hidup bagi anak cucu mereka kelak.

Dalam rangkai kegiatan Pasar Rakyat Melawan ini, masyarakat Pulau Rempang juga menyatakan dukungan dan solidaritas untuk korban kerusuhan yang terjadi dalam aksi yang digelar di berbagai daerah pada 25 Agustus sampai 1 September 2025.

“Kami juga menyerukan agar semua pejuang demokrasi yang ditangkap dalam aksi segera dibebaskan,” ujarnya.

Sementara itu, warga Sembulang Hulu, Siti Hawa atau yang kerap dipanggil Nek Awe mengajak masyarakat untuk berani. Berani berikhtiar untuk menjaga kampung halaman dari gangguan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Siti Hawa juga menegaskan bahwa kampung-kampung mereka di Pulau Rempang lebih dulu ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Sehingga tidak boleh dihilangkan atas alasan apapun.

“Harkat dan martabat Melayu serta sejarah kami ada di kampung ini,” jelasnya. (Nando)

Read Entire Article
Alur Berita | Malang Hot | Zona Local | Kabar Kalimantan |