Gunakan Airsoftgun untuk Lumpuhkan Kru Kapal, Bajak Laut Batam Beraksi Sejak 2017

3 days ago 13
bajak laut batamDirektorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Kepri mengamankan komplotan bajak laut asal Kota Batam, yang kerap menyasar kapal asing di perairan perbatasan antara Kota Batam dan Singapura. (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Kelompok bajak laut yang dikoordinir oleh tersangka berinisial P, diketahui telah beraksi menyasar kapal asing pengangkut suku cadang mesin kapal, saat melintas di wilayah perbatasan Kepulauan Riau dan Singapura sejak tahun 2017 silam.

Kelompok bajak laut dengan total anggota 11 orang ini melakukan pencurian dengan modus memanjat kapal dan mengambil muatan kapal yang melintas di titik koordinat tertentu.

“Di wilayah Kepri ada beberapa titik yang mengharuskan kapten kapal memperlambat laju kapal. Kondisi ini yang dimanfaatkan kelompok bajak laut untuk memanjat ke atas dan membongkar muatan kapal. Spesialisasi mereka adalah kapal pengangkut sparepart kapal,” ujar Direktur Ditpolairud Polda Kepri, Kombes Handono Subiakto ditemui di Mako Polairud Polda Kepri, Senin (14/7/2025).

Dalam menjalankan aksinya, sebanyak 8 tersangka yang awalnya diamankan di perairan selat Phillips, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau pada, Rabu (10/7/2025) lalu, memiliki peran masing-masing.

Tersangka berinisial S berperan sebagai tekong speedboat. Kemudian tersangka berinisial I yang berperan memasang sarana bagi tersangka lain untuk memanjat kapal. Serta tersangka R, RH, Z, SD, MI, dan LA yang bertugas mengeksekusi barang dari kapal sasaran.

Delapan tersangka ini juga mempersenjatai diri dengan airsoftgun rakitan, dan senjata tajam untuk melumpuhkan kru kapal yang mengetahui kedatangan mereka.

“Mereka berangkat dari titik tertentu menggunakan speedboat penumpang sehingga tidak menimbulkan kecurigaan. Saat tiba di sebelah kapal, ada yang berperan memasang tali untuk sarana memanjat tersangka lain yang menjadi eksekutor di atas kapal. Para eksekutor ini harus ahli memanjat karena tinggi kapal yang mereka panjat setinggi 8-10 meter dengan hanya menggunakan tali,” jelasnya.

Sejak tahun 2017 silam, Handono juga menyebut kelompok ini telah melakukan aksinya lebih dari 50 kali. Hal ini juga didasari laporan yang disampaikan International Maritime Bureau (IMB) Singapura.

Kelompok bajak laut ini terendus keberadaannya dari laporan yang disampaikan otoritas Singapura kepada Mabes Polri, yang kemudian diteruskan ke Ditpolairud Polda Kepri.

Dalam laporan itu, komplotan ini disebut akan menyasar MT Torm Elizabeth yang akan berlayar menuju Singapura. Petugas kemudian melakukan pengamatan di selat Phillips, lokasi yang akan dilintasi oleh kapal tersebut.

Saat melakukan pengamatan, para petugas mendapati satu boat yang berusaha mendekati kapal. Petugas mencegat boat itu setelah para tersangka berhasil mengambil sparepart kapal dari atas kapal asing yang menjadi sasaran.

“Mereka kami amankan setelah beraksi, selain 8 tersangka ini kami juga mengamankan koordinator kelompok berinisial P dan satu anggotanya berinisial F, kemudian tersangka A yang menjadi penadah dan penjual sparepart kapal curian,” ujarnya.

Namun dalam aksi terakhirnya, kelompok bajak laut ini disebut urung melumpuhkan kru kapal dengan menggunakan airsoftgun rakitan. Hal ini dikarenakan kelompok tersebut meninggalkan airsoftgun tersebut di kediaman tersangka A.

“Mereka ini kerap bertindak keras dan mengancam kru kapal dengan airsoftgun rakitan yang sudah mereka modif. Ini juga sedang kita lacak pemberi senjata ke para tersangka,” jelasnya.

Selain itu, untuk mencari sasaran nya kelompok bajak laut ini juga menggunakan aplikasi pemantau keberadaan kapal.

Dari koordinat yang mereka dapat aplikasi tersebut, para tersangka kemudian menentukan titik koordinat, guna memantau potensi tidak adanya petugas keamanan laut di wilayah yang akan dilintasi oleh kapal sasaran.

“Mereka hanya memantau kapal sasaran dari koordinat kapal di aplikasi, setelah itu mereka memantau di jalur yang akan dilewati kapal dengan menggunakan boat penumpang,” ujarnya.

Usai mencuri, komplotan bajak laut ini kemudian mengirim barang tersebut kepada rekan mereka berinisial J, yang bertugas menjual barang curian di Jakarta.

Dari satu kali aksi yang dilakukan, kelompok ini dapat menghasilkan uang lebih dari Rp50 juta, yang kemudian akan dibagi rata.

“Hasil curian ini mereka jual dengan harga murah. Contohnya ada barang yang bisa dijual sampai Rp100 juta, mereka jual hanya Rp50 juta saja,” jelasnya. (nando)

Read Entire Article
Alur Berita | Malang Hot | Zona Local | Kabar Kalimantan |