Gim Lokal Tembus Pasar Dunia, Talenta Muda Indonesia Jadi Sorotan di IGDX 2025

5 days ago 31
gim lokal IGDX 2025Pengembang gim muda Adelia Misha (kiri) bersama Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI) Shafiq Husein (kanan)di acara Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) 2025, Sabtu (11/10/2025). Foto: Komdigi/Ahmad Tri Hawaari

AlurNews.com – Deretan gim karya anak bangsa mulai dari DreadOut hingga Coral Island, kini tak lagi sekadar kebanggaan lokal. Karya-karya buatan pengembang Indonesia itu sukses menembus pasar internasional dan digemari jutaan pemain di berbagai negara.

Fenomena tersebut menjadi sorotan utama dalam ajang Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) 2025 yang digelar di The Stones Hotel, Bali, Sabtu (11/10/2025). Acara tahunan ini mempertemukan ratusan pengembang gim lokal dengan penerbit, investor, dan media global.

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan kini gim tak hanya menjadi hiburan, tapi jadi jembatan yang menghubungkan karya generasi muda Indonesia ke pasar global.

Ia mengajak generasi muda untuk terus berinovasi dan berkarya di tengah persaingan industri gim dunia yang semakin ketat. Ia optimistis, dengan semangat dan kreativitas generasi muda, Indonesia dapat menjadi pusat industri kreatif digital di Asia Tenggara.

“Gen Z menjadi faktor penting mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai pusat industri kreatif digital di kawasan ASEAN, tempat berkumpulnya talenta, teknologi, dan investasi untuk menghasilkan karya berkelas dunia,” tuturnya, dikutip dari laman resmi Komdigi.

Pemerintah, kata Meutya, juga berkomitmen memperkuat ekosistem industri gim melalui kegiatan seperti IGDX dan platform Garuda Spark Innovation Hub, yang telah diluncurkan di Bandung dan Jakarta.

“Kami mengajak seluruh pengembang gim untuk bergabung dalam Garuda Spark Innovation Hub yang akan menghubungkan seluruh pemangku kepentingan industri kreatif digital dalam satu wadah,” jelasnya.

Ajang IGDX 2025 juga menjadi panggung bagi talenta muda berbakat, salah satunya Adelia Misha, siswi SMP asal Malang yang baru berusia 13 tahun. Misha datang ke Bali menggunakan bus demi bisa menampilkan karyanya dalam pameran gim nasional ini.

Meski masih duduk di bangku kelas I SMP, ia telah menciptakan tiga gim orisinal. Salah satunya berjudul Mocchi Mitten Bubble Revenge, yang ia perkenalkan kepada pengunjung IGDX 2025.

Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI), Shafiq Husein, menegaskan bahwa kualitas gim buatan pengembang Indonesia kini sudah setara dengan produk internasional, terutama di kawasan Asia Tenggara.

“Peserta pameran di sini, bahkan dari tingkat pelajar, sudah dapat bersaing dengan pasar global. Tiga gim asal Indonesia baru saja meraih penghargaan di Kuala Lumpur dari lima kategori yang dilombakan,” ungkap Shafiq.

Ia menilai capaian tersebut menjadi bukti nyata bahwa industri gim Tanah Air telah siap bersaing secara global. Hanya saja, dukungan dari berbagai pihak masih dibutuhkan agar ekosistemnya semakin matang.

“AGI akan terus bekerja sama dengan pemerintah, terutama Kementerian Komunikasi dan Digital, untuk memperkuat kolaborasi dan membuka lebih banyak peluang bagi pengembang gim lokal,” kata Shafiq. (red)

Read Entire Article
Alur Berita | Malang Hot | Zona Local | Kabar Kalimantan |