Drone Pertanian XAG Jadi Inovasi Baru untuk Modernisasi Pertanian Nasional

1 week ago 35
Drone Pertanian XAGXAG P100 Pro melakukan penyemprotan di sawah yang dikelola SHS Sukamandi. Foto: Dok. XAG

AlurNews.com – Upaya pemerintah memperkuat ketahanan pangan dan memodernisasi sektor pertanian terus digencarkan. Salah satu terobosan yang kini menarik perhatian adalah penggunaan drone pertanian XAG di kawasan Sang Hyang Seri (SHS), Subang, Jawa Barat.

Sebagai BUMN produsen beras terbesar di Indonesia, SHS mengelola sekitar 5.000 hektare sawah. Tahun ini, perusahaan mulai beralih dari metode manual ke sistem berbasis digital. Manajer Lahan SHS Sukamandi, Dasep Setiawan, menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi besar perusahaan menghadapi tantangan iklim dan keterbatasan tenaga kerja.

“Peralihan ke pertanian digital ini penting untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas,” ujarnya, dikutip dari siaran persnya.

Sejak awal 2025, SHS bekerja sama dengan PT Blessed Bentara Agri Indonesia sebagai distributor resmi XAG, untuk menguji coba drone P100 Pro di lahan seluas 15 hektare. Teknologi penyemprotan dan penaburan otomatis ini mempercepat proses kerja dan mempermudah pengelolaan lahan pertanian dalam skala besar.

Dasep menjelaskan, desain lipat (foldable) membuat drone mudah dibawa bahkan dengan sepeda motor atau mobil kecil.

“Dengan drone, kami punya mobilitas lebih baik. Itu penting karena kami sering berpindah lokasi dengan cepat,” katanya.

Keunggulan lain P100 Pro adalah sistem perlindungan tanaman presisi. Drone dilengkapi teknologi XAG RevoSpray dan tangki pintar berkapasitas 50 liter dengan debit semprot hingga 22 liter per menit.

“Penyemprotan pestisida kini jauh lebih akurat. Semua dosis dan ketinggian bisa diatur lewat aplikasi, hasilnya pun lebih merata,” tambah Dasep.

Penelitian Kementerian Pertanian juga membuktikan efektivitas penggunaan drone di lahan pertanian. Teknologi ini mampu menghemat bahan kimia hingga 30 persen, meningkatkan keseragaman semprotan, serta mengurangi risiko paparan pestisida bagi pekerja.

Selain penyemprotan, drone juga digunakan untuk pemupukan dan penaburan benih melalui sistem RevoCast. Dengan tangki 80 liter dan kapasitas hingga 150 kilogram per menit, distribusi pupuk menjadi lebih merata dan efisien.

“Pemupukan manual sering boros dan tidak rata. Dengan drone, hasilnya lebih konsisten dan biaya bisa ditekan,” jelas Dasep.

Sementara itu, Adam Dalah Agung, pilot drone SHS, menuturkan bahwa teknologi ini meningkatkan efisiensi kerja secara signifikan.

“Pekerjaan yang dulu butuh sepuluh orang, sekarang bisa dilakukan satu unit drone. Semua diatur lewat aplikasi XAG One, dan hasilnya lebih cepat,” ujarnya.

Namun, SHS menegaskan bahwa inovasi ini bukan untuk menggantikan peran petani, melainkan membuka kesempatan mereka mempelajari keterampilan baru di bidang pertanian digital. (red)

Read Entire Article
Alur Berita | Malang Hot | Zona Local | Kabar Kalimantan |