AlurNews.com – Pemerintah Kota (Pemko) Batam menggelar proses job fit bagi seluruh pejabat eselon II. Penilaian ini salah satu instrumen untuk mengukur sejauh mana pejabat memahami tugas pokok dan fungsi (tupoksi), sekaligus mengevaluasi kinerjanya selama menjabat.
“Job fit itu salah satu cara untuk menilai kinerja daripada OPD, pokoknya pejabat. Itu boleh dilakukan palng cepat 2 tahun, paling lama 5 tahun,” kata Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin Hamid, Rabu (30/4/2025).
Diakuinya pejabat yang telah cukup lama memegang jabatan, otomatis masuk dalam radar job fit. Tujuannya agar pimpinan mengetahui sejauh mana seorang pejabat menguasai pekerjaannya, memahami perannya, dan mampu menjalankan fungsi birokrasi secara efektif.
“Yang sudah megang jabatan lama memang harus di jobfit. Pimpinan ingin tahu sejauh mana dia menguasai pekerjaannya, sejauh mana tupoksinya dan sejauh mana kinerjanya,” ujarnya.
Job fit ini dimulai sejak Senin (21/4/2025) lalu dan masih berlangsung hingga saat ini. Menurutnya seluruh kepala dinas telah mengikuti tahapan awalnya.
“Semuanya ikut, Kadis-kadis ikut,” ujarnya.
Untuk saat ini, job fit hanya berlaku bagi pejabat eselon II. Sedangkan untuk camat atau pejabat eselon III yang ingin naik kelas ke eselon II, akan melalui mekanisme seleksi berbeda.
“Kalau camat mau daftar eselon II bisa, tapi itu bukan job fit namanya. Nanti ada panselnya. Kalau naik ke eselon II ada persyaratan administrasi dan seleksi, termasuk psikometri, tes tulis, dan bikin makalah,” ujarnya.
Ditanya mengenai apakah ia mengikuti jobfit, ia menjawab.
“Kalau kami sudah, pada Selasa (22/4/2025),” katanya.
Prosesnya meliputi asesmen oleh asesor, penulisan makalah, hingga presentasi hasil pemikiran di hadapan panitia seleksi.
“Mulainya job fit dari Senin. Saya dari accesornya udah selesai, tinggal lagi pansel. Nanti bikin makalah lagi, enggak tahu judulnya apa, dan pada saat berhadapan baru dikasih judul,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa sistematika job fit mencakup pemahaman mendalam tentang tugas masing-masing pejabat.
“Tupoksi saya kan membantu wali kota, mengkoordinir seluruh OPD. Jadi sejauh mana seorang sekda itu membantu kepala daerah merealisasikan tugas dan perannya itu,” kata Jefridin.
Ditanya soal tantangan, Jefridin menyebut proses ini tak jauh berbeda dengan seleksi jabatan sebelumnya.
“Lebih kurang. Kalau kemarin kita baru tahu bagaimana, ini kan untuk memperdalam pengetahuan,” katanya (rul)