Israel Serang Area Rumah Sakit di Gaza, 83 Warga Palestina Gugur

3 weeks ago 45

GAZA (jurnalislam.com)– Pasukan Israel kembali melancarkan gelombang serangan baru di Jalur Gaza, menghantam kawasan padat penduduk termasuk di sekitar beberapa rumah sakit yang masih beroperasi. Serangan darat mereka di Kota Gaza menambah panjang daftar korban sipil.

Sedikitnya 83 warga Palestina gugur pada Kamis (18/9/2025), menurut pejabat medis yang dikutip Al Jazeera.

Rudal Israel menghantam area sekitar Rumah Sakit al-Shifa dan al-Ahli, yang menjadi salah satu jalur kehidupan terakhir bagi warga yang sakit, kelaparan, dan terluka. Setidaknya 15 orang syahid di luar al-Shifa, sementara empat lainnya tewas dalam serangan terpisah di dekat al-Ahli.

𝗗𝗶𝗸𝗲𝗰𝗮𝗺 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗞𝗲𝗷𝗮𝗵𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴

Hamas mengutuk serangan itu sebagai “kejahatan perang sepenuhnya”, yang dilakukan hanya sehari setelah PBB merilis laporan baru tentang dugaan genosida Israel di Gaza. Menurut Hamas, serangan tersebut adalah “pesan terang-terangan penghinaan terhadap komunitas internasional.”

Menteri Timur Tengah Inggris, Hamish Falconer, menyatakan dirinya “ngeri” atas pemboman terhadap Rumah Sakit al-Rantisi, yang merawat anak-anak. “Bayi dalam inkubator dan anak-anak yang menjalani dialisis seharusnya tidak menjadi sasaran pemboman,” tulisnya di media sosial.

Kementerian Kesehatan Gaza menyebut rumah sakit anak itu diserang tiga kali, memaksa 40 pasien mengungsi, sementara 40 lainnya masih terjebak di dalam bersama staf.

“𝗠𝗲𝗱𝗶𝗰𝗶𝗰𝗶𝗱𝗲”: 𝗣𝗕𝗕 𝗦𝗲𝗯𝘂𝘁 𝗣𝗼𝗹𝗮 𝗦𝗶𝘀𝘁𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝘀 𝗣𝗲𝗻𝗴𝗵𝗮𝗻𝗰𝘂𝗿𝗮𝗻 𝗞𝗲𝘀𝗲𝗵𝗮𝘁𝗮𝗻

Organisasi Dokter Lintas Batas (MSF) berduka atas gugurnya salah satu stafnya, Hussein Alnajjar, perawat dan ayah tiga anak, akibat pecahan peluru serangan Israel.

Pekan ini, PBB merilis laporan yang menyatakan bahwa tindakan Israel di Gaza masuk kategori genosida. Laporan itu juga menyoroti penghancuran pusat IVF Al Basma, yang memusnahkan 4.000 embrio serta 1.000 sampel sperma dan sel telur, disebut sebagai “upaya mencegah kelahiran di kalangan warga Palestina di Gaza.”

PBB menggambarkan pola serangan itu sebagai “medicicide” – pembunuhan tenaga medis dan penghancuran fasilitas kesehatan untuk menghapus layanan medis di Gaza.

𝗦𝗸𝗮𝗹𝗮 𝗣𝗲𝗺𝗯𝗼𝗺𝗮𝗻 𝗕𝗲𝗹𝘂𝗺 𝗣𝗲𝗿𝗻𝗮𝗵 𝗧𝗲𝗿𝗷𝗮𝗱𝗶

Warga menggambarkan pemboman berlangsung dalam skala belum pernah terjadi sebelumnya. Tank, jet, dan kapal perang Israel meratakan rumah-rumah di berbagai wilayah.

Awal pekan ini, Kantor HAM PBB mengecam penghancuran sewenang-wenang Israel, menyebutnya “setara dengan pembersihan etnis.”

Di antara korban tewas adalah seorang anak dan ibunya yang terbunuh ketika apartemen mereka di kamp pengungsi Shati dihantam bom.

“𝗭𝗼𝗻𝗮 𝗔𝗺𝗮𝗻” 𝗽𝘂𝗻 𝗝𝗮𝗱𝗶 𝗧𝗮𝗿𝗴𝗲𝘁

Meskipun Israel telah menetapkan al-Mawasi di Gaza selatan sebagai “zona aman”, wilayah tersebut tetap menjadi sasaran serangan. Pejabat kesehatan memperingatkan kondisi di sana sangat kritis dengan kekurangan air, makanan, dan layanan kesehatan.

Kementerian Kesehatan Gaza menegaskan, keluarga-keluarga menghadapi penargetan langsung, baik di dalam kamp maupun ketika berusaha menyelamatkan diri.

Ratusan ribu warga yang nekat kembali ke utara hanya mendapati rumah mereka telah menjadi puing-puing. Euro-Med Human Rights Monitor melaporkan pasukan Israel bahkan menjebak dan meledakkan 10 kendaraan lapis baja di Tal al-Hawa.

𝗞𝗿𝗶𝘀𝗶𝘀 𝗞𝗲𝗺𝗮𝗻𝘂𝘀𝗶𝗮𝗮𝗻 𝗠𝗮𝗸𝗶𝗻 𝗣𝗮𝗿𝗮𝗵

Kantor Kemanusiaan PBB (OCHA) memperingatkan bahwa kelaparan akut di Gaza utara kian memburuk, terutama setelah perlintasan bantuan di Zikim ditutup sejak 12 September.

Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, sejak Oktober 2023, agresi Israel telah menewaskan sedikitnya 65.062 warga Palestina dan melukai 165.697 orang. Ribuan lainnya diperkirakan masih tertimbun reruntuhan bangunan. (Bahry)

Sumber: Al-Jazeera

Read Entire Article
Alur Berita | Malang Hot | Zona Local | Kabar Kalimantan |