LAUT MERAH (jurnalislam.com)– Tim penyelamat berhasil mengevakuasi tiga awak kapal dan seorang petugas keamanan dari Laut Merah dalam kondisi selamat pada Kamis (10/7/2025), sehari setelah kapal kargo berbendera Liberia, Eternity C, ditenggelamkan oleh kelompok Houthi. Sumber keamanan maritim menyebutkan bahwa beberapa awak lainnya masih hilang dan diduga ditahan oleh kelompok bersenjata asal Yaman tersebut.
Eternity C menjadi kapal kargo Yunani kedua yang tenggelam dalam pekan ini akibat serangan milisi Houthi. Insiden ini mengakhiri masa relatif tenang selama beberapa bulan terakhir di perairan sekitar Yaman jalur penting pengiriman minyak dan komoditas global melalui Laut Merah.
Menurut sumber keamanan, enam dari 22 awak kapal dan tiga personel pengawal kapal diduga masih disandera oleh Houthi.
“Kami sangat prihatin terhadap kesejahteraan awak kapal yang ditahan serta mereka yang masih belum ditemukan,” ujar Ellie Shafik, Kepala Intelijen di Vanguard Tech, sebuah perusahaan manajemen risiko maritim yang berbasis di Inggris.
“Keselamatan dan pembebasan mereka harus menjadi prioritas utama semua pihak terkait.” tegasnya.
Serangan terhadap Eternity C pertama kali terjadi pada Senin lalu melalui drone laut dan granat berpeluncur roket yang diluncurkan dari kapal cepat. Empat awak kapal diyakini tewas dalam serangan tersebut. Jika dikonfirmasi, itu akan menjadi korban jiwa pertama sejak serangan militer Houthi meningkat kembali pada Juni 2024.
Setelah serangan kedua pada Selasa pagi, para awak kapal melompat ke laut untuk menyelamatkan diri. Tim penyelamat telah melakukan pencarian intensif sejak Rabu pagi. Hingga kini, 10 orang berhasil dievakuasi, terdiri dari delapan warga Filipina, satu warga India, dan satu petugas keamanan asal Yunani. Empat dari mereka diselamatkan pada Kamis pagi setelah hampir 48 jam berada di laut.
“Keberhasilan evakuasi ini memberikan kami harapan untuk terus mencari korban yang masih hilang, sebagaimana permintaan dari operator kapal,” kata Nikos Georgopoulos, pejabat dari perusahaan keamanan maritim Diaplous yang berbasis di Yunani.
𝗧𝘂𝗱𝘂𝗵𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗻𝗰𝘂𝗹𝗶𝗸𝗮𝗻
Pemerintah Amerika Serikat melalui misi diplomatiknya di Yaman menuduh Houthi menculik sejumlah awak kapal dan mendesak pembebasan mereka tanpa syarat.
Sementara itu, juru bicara militer Houthi dalam pernyataan televisi menyatakan bahwa pihaknya telah “mengevakuasi awak kapal, memberikan perawatan medis, dan membawa mereka ke lokasi yang aman.”
𝗞𝗲𝘁𝗲𝗴𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗠𝗲𝗻𝗶𝗻𝗴𝗸𝗮𝘁 𝗱𝗶 𝗟𝗮𝘂𝘁 𝗠𝗲𝗿𝗮𝗵
Kapal Eternity C tenggelam pada Rabu, hanya beberapa hari setelah Houthi juga menenggelamkan kapal Magic Seas. Kedua kapal dioperasikan oleh perusahaan pelayaran asal Yunani dan mengibarkan bendera Liberia.
Kelompok Houthi melanjutkan kampanye serangan terhadap kapal sejak November 2023 sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dalam konflik di Gaza. Lebih dari 100 kapal telah diserang dalam kampanye tersebut.
Data dari Lloyd’s List Intelligence mencatat bahwa jumlah kapal yang melintasi Selat Bab al-Mandab jalur sempit di ujung selatan Laut Merah menuju Teluk Aden turun dari 43 kapal pada 1 Juli menjadi 32 kapal pada 9 Juli.
Situasi keamanan yang memburuk juga mendorong sejumlah kapal untuk menyiarkan pesan peringatan melalui sistem pelacakan maritim. Beberapa menyatakan bahwa awak kapal dan manajemennya berasal dari Tiongkok atau memiliki pengawal bersenjata. Satu kapal bahkan menyatakan secara eksplisit bahwa mereka “tidak memiliki keterkaitan dengan Israel.” (Bahry)
Sumber: Alarabiya