BNPT RI menggelar kegiatan Koordinasi Penguatan Interoperabilitas Aparatur Pemerintah dalam Penanggulangan Terorisme di Hotel Ibis Style Batam, Bengkong, Rabu (29/10/2025). (Foto: BNPT RI)
AlurNews.com – Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Irjen Pol Faizal Thayeb, mengingatkan bahwa Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) termasuk wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap ancaman terorisme.
Hal ini, kata Faizal, disebabkan oleh posisi geografis Kepri yang strategis dan memiliki 96 pulau berbatasan langsung dengan negara lain, sehingga berpotensi menjadi jalur masuk pengaruh asing maupun pergerakan kelompok teror.
“Terorisme saat ini terus berevolusi mengikuti perubahan zaman dengan berbagai pola. Aksi teror yang dulu berskala besar kini bergeser menjadi kecil dan sporadis, kadang hanya dipicu oleh konten di media sosial,” ujar Irjen Faizal dalam kegiatan Koordinasi Penguatan Interoperabilitas Aparatur Pemerintah dalam Penanggulangan Terorisme, yang digelar di Hotel Ibis Style Batam, Kecamatan Bengkong, Rabu (29/10/2025).
Faizal menjelaskan bahwa meskipun kelompok ISIS telah mengalami kekalahan di sejumlah wilayah, jaringan dan ideologinya tetap menyebar ke berbagai daerah.
“Secara global, ISIS dan Al-Qaeda masih memiliki pengaruh. Kita patut bersyukur sejak 2003 Indonesia relatif aman dari aksi teror besar, namun itu tidak berarti ancaman sudah hilang,” tegasnya.
Menurutnya, ancaman baru justru datang dari kelompok rentan seperti remaja, perempuan, dan anak-anak. Data BNPT mencatat, sepanjang 2021–2023 terdapat 35 anak dan 75 perempuan yang terlibat dalam jaringan teror di Indonesia. Fenomena ini memperlihatkan bahwa penyebaran ideologi radikal melalui media sosial semakin masif dan sulit dideteksi.
“Bulan lalu ada kasus yang cukup memprihatinkan, di mana orang tua tidak sadar bahwa anaknya terjaring jaringan teroris. Ini menunjukkan bahwa infiltrasi paham radikal sudah masuk ke ruang privat keluarga,” ujar Faizal.
Ia juga menyebutkan hasil Global Terrorism Index (GTI) 2025, di mana Indonesia menempati peringkat ke-30 dengan skor 4,17, naik dari peringkat 31 dengan skor 3,99 pada tahun 2024.
“Angka ini mengingatkan kita bahwa zero text bukan berarti zero teror. Terorisme seperti fenomena gunung es — hanya sebagian kecil yang terlihat di permukaan,” ujarnya.
Untuk memperkuat pencegahan, BNPT terus bersinergi dengan Polda Kepri, Korem, Satgaswil Densus 88, BIN Daerah, Pemerintah Daerah, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM).
Faizal berharap kegiatan sosialisasi dan koordinasi seperti di Batam dapat menjadi langkah konkret membangun kesadaran dan ketahanan masyarakat terhadap paham radikal.
“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berjalan komprehensif dan terintegrasi. Ancaman teror tidak boleh dianggap selesai, tetapi harus terus kita waspadai bersama,” tutupnya. (ib)

3 hours ago
2
















































