Ansar: Pulau Penyengat Bukan Sekadar Warisan, Tapi Nafas Budaya

1 month ago 73
pulau penyengatGubernur Kepri Ansar Ahmad: Foto: Diskominfo Kepri

AlurNews.com – Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad kembali menegaskan visinya menjadikan Pulau Penyengat sebagai jantung budaya Melayu dan jembatan lintas generasi.

Kecintaannya terhadap pulau bersejarah ini ia tunjukkan dengan terus mendorong pembenahan dan promosi menyeluruh agar Penyengat tak sekadar menjadi destinasi, melainkan pusat pelestarian nilai-nilai kebangsaan.

“Penting juga mempromosikannya secara masif,” ujarnya saat mengunjungi Pulau Penyengat, Jumat (13/6/2026), dikutip dari laman resmi Pemprov Kepri.

Menurut Ansar, Pulau Penyengat bukan sekadar daratan di tengah laut. Di dalamnya terkandung sejarah, budaya, dan kearifan lokal yang hidup berdampingan dalam harmoni. Ia menyebut pulau ini sebagai ruang belajar, tempat generasi kini dan mendatang memahami akar peradaban Melayu yang kuat.

Pulau Penyengat juga selalu menjadi lokasi yang ia perkenalkan kepada para tamu penting. Kali ini, Ansar mengajak Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menelusuri jejak sejarah di sejumlah titik penting di pulau yang dijuluki “Indera Sakti” itu.

“Ini sebagai bentuk kebanggaan sekaligus sarana untuk lebih memperkenalkan Pulau Penyengat baik di tingkat nasional maupun mancanegara,” imbuhnya.

Pulau Penyengat menyimpan banyak peninggalan sejarah yang tak ternilai. Masjid Raya Sultan Riau menjadi ikon utama. Masjid ini dibangun menggunakan campuran putih telur, batu kapur, dan pasir laut, mencerminkan ketekunan dan kebersamaan masyarakat Melayu masa lampau.

Selain itu, Penyengat adalah tempat tinggal Raja Ali Haji, tokoh penting yang melahirkan Gurindam Dua Belas dan meletakkan dasar bahasa Melayu baku yang menjadi akar Bahasa Indonesia. Makam dan perpustakaannya masih terawat hingga kini, menjadi tempat ziarah sekaligus refleksi nilai-nilai kebangsaan.

Bagi Gubernur Ansar, Pulau Penyengat adalah pelajaran hidup. Ia menyebut warisan budaya di sana bukan sekadar untuk dikenang, tetapi harus terus dihidupkan dengan cinta dan rasa ingin tahu.

“Pulau ini mengajarkan bahwa warisan budaya bukan untuk dikenang saja, melainkan untuk dihidupkan kembali—dengan cinta, penghormatan, dan rasa ingin tahu,” ujarnya.

Ia pun mengajak semua pihak menjelajahi dan merawat Penyengat sebagai jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa depan.

“Pemerintah Kepri Insya Allah akan terus berkomitmen melakukan pembenahan agar Pulau ini selalu menarik untuk dikunjungi,” kata Ansar. (red)

Read Entire Article
Alur Berita | Malang Hot | Zona Local | Kabar Kalimantan |