Satpol PP Pontianak Tangani Anak Jalanan Secara Humanis

1 day ago 3

KABAR KALIMANTAN1, Pontianak – Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Ahmad Sudiantoro memastikan bahwa penanganan anak jalanan atau telantar di daerah itu dilakukan secara persuasif dan humanis.

“Kami dalam menangani permasalahan anak jalanan mengedepankan pendekatan yang persuasif dan humanis,” ujarnya di Pontianak, Senin (3/2).

Ia menjelaskan, meskipun pendekatan humanis diutamakan, namun pihaknya tetap melakukan tindakan tegas terhadap anak-anak yang terindikasi terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.

“Ada pendekatan khusus bagi mereka yang sudah pernah ditangkap dan dibina di Pusat Layanan Anak Terpadu (PLAT) Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pontianak,” kata dia.

Ia mengungkapkan bahwa sejauh ini sebagian besar anak jalanan yang diamankan adalah hasil dari patroli rutin yang dilakukan pagi, siang, sore hingga malam hari.

“Penertiban melalui patroli rutin penting untuk memastikan persoalan sosial ini bisa diatasi oleh semua pihak,” kata dia.

Kepala Dinsos Kota Pontianak Trisnawati mengungkapkan bahwa ada peningkatan signifikan jumlah anak-anak jalanan dan terlantar di tahun 2024. Hal itu menjadi tantangan besar bagi dinas yang dipimpinnya, terutama dalam penanganan anak-anak jalanan dan terlantar.

“Berdasarkan data 2024, jumlah anak-anak jalanan dan terlantar yang dibina di PLAT sebanyak 37 orang. Angka itu lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang berjumlah 29 orang,” kata dia.

Ia menyebutkan sebagian besar kasus yang ada terkait dengan penyalahgunaan narkoba. Contohnya kasus terbaru, dari enam orang yang baru-baru ini diamankan, lima di antaranya positif narkotika, sementara satu orang diketahui sebagai peminum alkohol berat.

“Kami melakukan asesmen dan bekerjasama dengan BNN untuk pemeriksaan urine,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat dan Pusat Rehabilitasi seperti Yayasan Gerata di Kabupaten Sambas, yang telah membantu dalam rehabilitasi sosial.

“Berkat kerja sama ini, sembilan orang gelandangan dan pengemis telah berhasil mendapatkan pekerjaan yang layak,” kata dia.

Dari sekian banyak anak-anak yang diamankan, selain berasal dari Kota Pontianak, beberapa di antaranya dari luar Pontianak, yakni Sumatera Selatan dan Sanggau.

“Tentunya ini memerlukan koordinasi lebih lanjut dengan pemerintah daerah asal mereka untuk proses pemulangan,” ucap Trisnawati.

Menurut dia, salah satu tantangan utama dalam penanganan orang terlantar adalah faktor ekonomi dan sosial, seperti keluarga yang tidak harmonis atau tidak mampu secara ekonomi.

Banyak dari mereka yang akhirnya membentuk komunitas sendiri dan terlibat dalam aktivitas negatif, seperti menggunakan narkoba, mengemis dan sebagainya. Trisnawati juga mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam memberikan bantuan kepada orang-orang di jalanan.

“Masyarakat kita masih memiliki sifat belas kasih yang kuat, tetapi kami mendorong untuk memberikan bantuan di tempat yang tepat, bukan di jalanan,” kata dia.

Sumber: ANTARA

Read Entire Article
Alur Berita | Malang Hot | Zona Local | Kabar Kalimantan |