Mahasiswa UB Antusias Ikuti OJK Mengajar, Prof Unti Kapok Ikut Asuransi

1 week ago 9

MALANG POST – Untuk kedua kalinya dalam tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar OJK Mengajar di Universitas Brawijaya (UB) Malang . Kali ini dalam rangkaian HUT ke-13 OJK dan digelar di Gedung F Lantai 7 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UB, Selasa (5/11/2024).

Narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Sophia Wattimena, SE, AK, CA, MBA,QIA. Dia adalah Ketua Dewan Audit merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK. 

Narasumber lainnya adalah Prof.Dr Niki Lutviarman (Komite Etik OJK) dan Biger A Maghribi (Kepala Kantor OJK Malang). Hadir pula Prof.Dr Unti Ludigdo,SE, M.Si, AK (Wakil Rektor V UB), Abdul Ghofar, SE, M.Si  M.Acc, DBA, AK (Dekan FEB UB) dan Drs. Mulyono, M.Si (Kepala Inspektorat Pemkot Malang) serta Kepala OJK Jatim, Yunita Lindasari dan lainnya.

Ratusan mahasiswa FEB UB dan sejumlah akademisi dari perguruan tinggi lain di Malang mengikuti kegiatan Roadshow Governensi OJK Mengajar ini. Dalam sambutannya, Dekan FEB, Abdul Ghofar, mengatakan bahwa selama ini hubungan kerjasama antara FEB dengan OJK sangat erat. Ini terlihat, dalam tahun ini saja, OJK Mengajar sudah dua kali digelar di kampus FEB UB.

Abdul Ghofar juga membeber terkait generasi Z yang banyak tertarik investasi di Pasar Modal. Hanya saja yang jadi problem, modal yang ada di generasi Z, termasuk mahasiswa, relatif kecil. Aset di industri jasa keuangan pasar modal dari generasi Z ini berkisar Rp 50 T.

Ghofar juga prihatin dengan problem banyaknya mahasiswa yang terjerat pinjaman online. Karena itu, Ghofar bersyukur dengan kegiatan ini. Sebab, akan dapat meningkatkan literasi keuangan untuk mahasiswa dan akademisi.

“Karena itu, perlu diperhatikan kuliah tamu ini. Apalagi, pemberi materinya Bu Sophia dan Prof Niki. Mereka datang dengan gratisan. Dan disupport penuh oleh OJK Malang. Terimakasih Pak Biger (Kepala OJK Malang-Red,” kata Ghofar.

Sophia Wattimena, Ketua Dewan Audit dan Anggota Dewan Komisioner OJK. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)

Hal senada disampaikan Warek V UB, Prof Unti Ludigdo. Menurutnya, dengan kegiatan ini, UB dapat rejeki. “Dapat ilmu spt ini sangat luar biasa. Datangkan Prof Niki itu susah. Sekarang beliau datang di sini gratis.

Juga datang Bu Sophi secara gratis. Ini luar biasa,” ujar Prof Unti.

Prof Unti memaparkan juga profil UB yang kini punya 17 fakultas dengan jumlah mahasiswa 65.000 orang. Mereka kuliah di 4 kampus. Yaitu, di kampus utama di Jl Veteran Kota Malang, kampus Jl Dieng Kota Malang, kampus Kediri (agro kompleks) dan kampus di Tebet Jakarta untuk lanjutan S2 dan S3.

UB juga punya lahan di Pantai Indah Kapuk (PIK) yang relatif luas. “Kampus di Jakarta diorientasikan untuk pasca-sarjana. Saat ini sedang proses. Teman-teman OJK yang ingin melanjutkan studi S2 ataupun S3 silakan,” ujar Prof Unti.

Saat ini, lanjutnya, UB juga seluas mungkin mejalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk kembangkan riset dan inovasi. Tentu ujungnya nanti terkait hilirisasi kebijakan. Seperti jerjasama dengan OJK, guna membangun inovasi tentang suatu kebijakan.

Prof Unti dalam kesempatan ini juga berkeluh kesah tentang susahnya klaim pencairan asuransi. Bahkan, dia terang-terangan merasa kapok berurusan dengan industri jasa keuangan (IJK) asuransi.

Dia pun memaparkan pengalaman keluarganya ikut asuransi. Saat itu, harapan orangtua ikut asuransi yaitu bisa cair sewaktu anaknya sekolah. Tetapi, ketika sudah tenggat, justru zonk. Nggak cair.

“Bahkan untuk mencairkan, sampai bagai orang mengemis. Akhirnya dapat kembali 50 persen. Kondisi jasa keuangan asuransi memang lagi tidak baik,” katanya.

Prof Unti menyampaikan, saat itu istrinya tertarik ikut asuransi setelah didatangi agen. Ikut untuk dipakai biaya pendidikan anaknya yang nomor 3. “Kakak saya juga ikut puluhan juta rupiah juga bernasib sama sepertu itu. Cerita ini agar dapat perhatian dari OJK,” jelasnya.

Prof. Dr. Unti Ludigdo, Warek V UB. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)

Kondisi ini kalau tak ceritakan dengan baik, maka orang-orang seperti saya yang cenderung konservatif, tentu akan kapok ikut asuransi.

Perusahaan asuransi saat ini memang belum pulih. Meski begitu, negara harus hadir dan berusaha bikin nyaman. Kalau tidak nyaman seperti itu, partisipasi masyarakat tidak bisa besar.

Jasa keuangan pasar modal juga demikian. Masih jauh dari etik. Juga jasa-jasa keuangan lainnya masih banyak yang harus dibebahi. Karena itu transfornasi governansi adalah kunci. “OJK mudah-mudahan mampu menegakkan integritas moral di industri jasa keuangan,” ungkap Prof Unti.

Menanggapi keluhan Prof Unti terkait asuransi, Sophia Wattimena mengatakan, OJK saat ini masih bersih-bersih terkait asuransi. Saat ini masih terus berlangsung.

Sophia dalam kegiatan ini mengusung tema “Transformasi Governansi Pilar Penyangga Integritas”. Dia memaparkan tentang pembentukan OJK, tugas pokok dan fungsi OJK hingga kewenangan dan struktur organisasi OJK. 

Juga memaparkan dengan gamblang regulasi dan aturan yang terus diaudit untuk meningkatkan integritas moral di internal OJK dan  industri jasa keuangan. Langkah dan upaya ini mendapat apresiasi dari Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK).

Para mahasiswa FEB yang ikut daring maupun luring  kegiatan ini sangat antusias dengan paparan dari Sophia dan para narasumber lainnya. Banyak pertanyaan terkait OJK dan soal literasi keuangan yang mereka lontarkan ke narasumber. (Eka Nurcahyo)

Kondisi ini kalau tak ceritakan dengan baik, maka orang-orang seperti saya yang cenderung konservatif, tentu akan kapok ikut asuransi.

Perusahaan asuransi saat ini memang belum pulih. Meski begitu, negara harus hadir dan berusaha bikin nyaman. Kalau tidak nyaman seperti itu, partisipasi masyarakat tidak bisa besar.

Jasa keuangan pasar modal juga demikian. Masih jauh dari etik. Juga jasa-jasa keuangan lainnya masih banyak yang harus dibebahi. Karena itu transfornasi governansi adalah kunci. “OJK mudah-mudahan mampu menegakkan integritas moral di industri jasa keuangan,” ungkap Prof Unti.

Menanggapi keluhan Prof Unti terkait asuransi, Sophia Wattimena mengatakan, OJK saat ini masih bersih-bersih terkait asuransi. Saat ini masih terus berlangsung.

Sophia dalam kegiatan ini mengusung tema “Transformasi Governansi Pilar Penyangga Integritas”. Dia memaparkan tentang pembentukan OJK, tugas pokok dan fungsi OJK hingga kewenangan dan struktur organisasi OJK. 

Juga memaparkan dengan gamblang regulasi dan aturan yang terus diaudit untuk meningkatkan integritas moral di internal OJK dan  industri jasa keuangan. Langkah dan upaya ini mendapat apresiasi dari Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK).

Para mahasiswa FEB yang ikut daring maupun luring  kegiatan ini sangat antusias dengan paparan dari Sophia dan para narasumber lainnya. Banyak pertanyaan terkait OJK dan soal literasi keuangan yang mereka lontarkan ke narasumber. (Eka Nurcahyo)

Read Entire Article
Alur Berita | Malang Hot | Zona Local | Kabar Kalimantan |