MALANG POST – Wisatawan yang tengah berlibur ke Kota Batu utamanya di kawasan Alun-alun, bisa memanfaatkan layanan gratis ini. Ya, layanan gratis itu adalah dokar wisata.
Layanan dokar wisata gratis hadir berkat kolaborasi apik antara Paguyuban Dokar Wisata dan Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu. Dengan menaiki dokar wisata gratis, wisatawan akan diajak berkeliling menyusuri kawasan pusat Kota Batu.
Karena itu, Kabid Pemasaran Pariwisata Disparta Kota Batu, Dwi Nova Andriany mengajak wisatawan untuk memanfaatkan layanan gratis ini. Wisatawan bisa menikmati layanan dokar wisata gratis pada hari Senin – Jumat mulai pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB.
“Tak ada syarat tertentu untuk bisa mendapatkan layanan tersebut. Masyarakat dan wisatawan tinggal meminta tiket kepada petugas Disparta Kota Batu yang standby di kawasan Alun-alun Kota Batu,” papar Dwi Nova, Kamis (14/11/2024).
Sebagai ganti dari layanan gratis itu, setiap satu bulan sekali sebanyak 26 kusir dokar wisata Kota Batu mendapatkan insentif masing-masing sebesar Rp1 juta dari Disparta Kota Batu.
DOKAR WISATA: Dua dari 26 dokar wisata gratis yang dapat dimanfaatkan masyarakat dan wisatawan untuk berkeliling Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
“Bagaimanapun juga mereka merupakan tenaga pelestari transportasi tradisional yang turut andil dalam kemajuan pariwisata Kota Batu, terutama dalam hal pelayanan kepada wisatawan,” tuturnya.
Melalui pemberian insentif ini merupakan bentuk perhatian Disparta Kota Batu akan keberadaan dokar wisata, yang telah memberi warna tersendiri terhadap khasanah pariwisata Kota Batu.
“Selain memberikan insentif, kedepannya kami juga akan bekerjasama dengan dinas terkait untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kuda. Kemudian untuk para kusir, juga sudah kami daftarkan ke dalam program BPJS Ketenagakerjaan,” ungkap Nova.
Ke depan, pihaknya akan terus berinovasi, sehingga keberadaan dokar wisata di Kota Batu bisa terus survive seiring berkembangnya jaman.
“Kami berharap, dengan keberadaan dokar wisata gratis ini dapat mendatangkan lebih banyak wisatawan. Sehingga target kunjungan wisata ke Kota Batu Tahun 2024 dapat terpenuhi,” tuturnya.
NAIK DOKAR: Salah satu wisatawan saat memanfaatkan layanan naik dokar wisata gratis. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Sementara itu, Ketua Paguyuban Dokar Wisata Kota Batu, Mochamad Budiono menceritakan, keberadaan dokar di Kota Batu sudah ada sejak tahun 50-an lalu. Pada saat itu, dokar digunakan untuk moda transportasi menuju ke desa-desa.
“Mengikuti perkembangan zaman, banyak masyarakat yang punya kendaraan pribadi. Maka dari itu, dari yang awalnya moda transportasi ke desa-desa sekarang menjadi dokar wisata,” papar Budiono.
Dia menambahkan, keberadaan dokar wisata di Kota Batu sudah ada sejak tahun 1998 lalu dan terus survive hingga saat ini dengan anggota sebanyak 26 kusir.
Meski sudah ada sejak tahun 1998 lalu, Budiono mengungkapkan, jika keberadaan dokar wisata semakin digandrungi masyarakat. Ini diketahui dari banyaknya masyarakat dan wisatawan yang memanfaatkan layanan gratis dokar wisata.
“Kami beroperasi mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB, namun terkadang jam 10.00 WIB tiket gratis dokar wisata sudah ludes,” ungkapnya.
GAGAH: Sejumlah kusir dokar wisata di Kota Batu nampak sangat gagah saat berfoto dengan dokarnya. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Untuk layanan dokar wisata gratis, Budiono menyampaikan jika wisatawan akan menikmati rute mulai Alun-alun Kota Batu, lalu ke Jalan Sudiro, kemudian ke Jalan Kapten Ibnu, menuju Jalan Agus Salim dan kembali lagi ke Alun-alun Kota Batu.
“Tapi jika mau rute yang lebih jauh, pastinya ada nilai tambah dari masing-masing penumpang tergantung jaraknya. Untuk rute sedang, dikenakan biasanya Rp50 ribu, lalu rute jauh dikenakan harga Rp150 ribu,” papar pria yang sudah menjadi kusir selama 37 itu.
Lebih lanjut, untuk rute jauh, wisatawan paling banyak meminta rute ke kawasan Songgoriti, Balai Kota Among Tani dan sekitarnya. Dalam hal kenyamanan dan kebersihan, juga menjadi perhatian utamanya.
Budiono juga menyampaikan, dengan adanya insentif Rp1 juta untuk para kusir dokar wisata, sangatlah membantu operasional kusir. Sebab dalam satu hari biaya operasional satu kuda mencapai Rp75 ribu.
“Adanya insentif ini sangat membantu kami untuk perawatan kuda, karena satu kuda memerlukan biata sekitar Rp75 ribu. Kemudian saat musim liburan mencapai Rp200 ribu untuk konsumsi plusnya. Seperti makan beras jagung, pelet dan lainnya agar kuda semakin bertenaga,” tutup warga Tlekung ini. (Adv/Ananto Wibowo)