MALANG POST – Pondok Pesantren Sidogiri, yang berada di Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, sudah berusia sekitar 300 tahunan.
Tak heran jika banyak tokoh di Jawa Timur maupun nasional, selalu menyempatkan hadir dan meminta doa kepada pengasuh PP Sidogiri, KH Fuad Nurhasan. Ketika bakal memiliki hajat yang cukup besar.
Seperti halnya Pasangan Calon (Paslon) nomor urut satu, dalam Pilkada Kabupaten Malang 2024, HM Sanusi dan Lathifah Shohib.
Keduanya berkunjung pada Selasa (29/10/2024) malam. Sekitar pukul 22.00 WIB, Sanusi hadir di pondok yang berdiri pada abad ke18 itu. Baru pada pukul 23.30 WIB, petahana ini terlihat keluar dari pondok.
“Saya datang ke Ponpes Sidogiri ini, untuk silaturahmi dengan Kyai Fuad dan meminta doa restu dari beliau. Alhamdulillah, beliau merestui pencalonan saya,” ujar Sanusi, kepada wartawan.
Namun, ketika ditanya apakah ada instruksi khusus dari KH. A. Fuad Nur Hasan kepada para alumni Pondok Sidogiri untuk memilih pasangan calon tertentu dalam Pilkada serentak 2024, Sanusi enggan berkomentar.
Ia menegaskan, kedatangannya hanya untuk bersilaturahmi dan memohon doa restu. “Saya datang untuk bersilaturahmi dan memohon doa restu beliau (Kyai Fuad),” tegasnya.
DIBERI DOA: KH Fuad Nur Hasan, pengasuh PP Sidogiri, ketika memimpin doa bersama ketika Abah Sanusi sowan ke pondok. (Foto: Istimewa)
Meski demikian, sudah santer terdengar, hubungan kebatihan antara Sanusi dengan keluarga besar PP Sidogiri, sudah sangat dekat. Seperti santri pada kiainya.
Tak terkecuali, setiap kali jika Sanusi punya hajat besar, Bupati Malang periode 2020-2024 ini, tak akan melupakan untuk sowan ke pesantren yang memiliki ribuan alumni.
“Kalau Abah Sanusi dengan Romo Kiai (Fuad Nurhasan), hubungannya udah cukup dekat. Saat sowan tadi malam (Selasa malam, Red.), kedatangan Abah Sanusi, ya disambut hangat oleh keluarga besar kiai,” tutur Haddam atau Kurdi, penderek atau ajudan Kiai Fuad Nurhasan, melansir dari Tribun.
Begitu bertemu kiai yang di-tawaduki atau dihormati, Sanusi langsung sungkem. Layaknya seorang santri kepada kiai-nya.
Maklum, karena Sanusi sendiri sudah merasa seperti keluarga besarnya sehingga kedatangannya selalu disambut bukan cuma seperti tamu, namun lebih seperti keluarga besarnya.
Makanya, meski Sanusi terlihat sangat sungkan, namun suasana silaturrahmi itu cukup gayeng.
“Kiai, saya mohon doa restunya, atas pencalonan saya yang kedua ini, supaya diberi kelancaran,” ucap Sanusi, dengan sangat hati-hati.
Cuma berucap singkat seperti itu, Kiai Fuad Nurhasan seperti sudah bisa membaca isi hatinya Sanusi. Setelah menatap ke arah Sanusi sebentar, kiai yang punya santri ribuan itu langsung mendoakan.
“Iya, semoga segala hajatnya Pak Sanusi dimudahkan dan pencalonannya kembali ini lebih mudah dan kembali terkabulkan,” tutur kiai, yang langsung diamini Sanusi.
Sesaat setelah suasana hening sebentar, Kiai Fuad mempersilahkan Sanusi meminum teh yang sudah disuguhkan di hadapannya. Bersamaan itu, kiai mengambil jajan, yang dihidangkan di atas meja, lalu diberikan ke Sanusi, untuk disuruh memakannya.
“Inggih, kiai matur suwun,” balas Sanusi saat menerima jajan dari tangan kiai.
Entah itu kode alam apa, namun menurut banyak orang yang biasa sowan ke kiai, jarang kiai mengambilkan jajan seperti itu.
Terkecuali tamu itu sudah dianggap santri utamanya atau orang yang dianggap punya hubungan keluarga sendiri.
“Iya, benar, hubungan Abah Sanusi sama romo kiai itu beda, seperti ada kekhususan tersendiri,” ungkap Haddam, yang duduk di sebelah kiri kiai selama Abah Sanusi bertamu.
Kedatangan Sanusi itu, menurut Haddam, sekaligus mengklarifikasi isu yang berkembang jika kiai Fuad atau Pesantren Sidogiri sudah mendukung calon Bupati Malang lain.
Menurutnya, itu tidak benar, karena kiai tak pernah melakukan itu, kecuali baru ke Abah Sanusi.
“Nggak ada calon Bupati Malang yang lain, telah didukungnya. Itu isu. Dan, Isu itu, kemarin itu membuat ribuan santri Sidogiri yang asal Malang bertanya, bingung,” tegasnya. (*/Ra Indrata)