AlurNews.com – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPP) resmi memulai rekonstruksi Jalan Pelantar II, Tanjungpinang.
Proyek ini bukan sekadar perbaikan biasa, melainkan setara dengan pembangunan jembatan yang dirancang mampu menahan beban kendaraan hingga 15 ton.
Kepala Dinas PUPP Kepri, Rodi Yantari, menjelaskan rekonstruksi dilakukan menyusul amblesnya jalan tersebut sejak awal 2025. Pekerjaan mencakup pembangunan jalan sepanjang 24,2 meter dengan lebar 6 meter, menggunakan pondasi bore pile dengan full casing.
Menurut dia, kalau memakai tiang pancang, getarannya bisa merusak rumah warga yang berdempetan dengan lokasi.
“Karena itu digunakan bore pile full casing. Ini standar jembatan, sehingga biayanya relatif lebih besar,” kata Rodi di Tanjungpinang, Jumat (5/9/2025), dikutip dari laman resmi Pemprov Kepri.
Nilai proyek mencapai Rp3,9 miliar, lebih rendah Rp600 juta dari pagu anggaran Rp4,5 miliar yang bersumber dari APBD 2025 melalui Belanja Tidak Terduga (BTT). Rodi menyebut biaya konstruksi per meter mencapai Rp27 juta, hampir setara dengan pembangunan jalan beton di atas laut.
Selain lebih kokoh, desain rekonstruksi Jalan Pelantar II juga diintegrasikan dengan Pelantar I dan II yang sebelumnya sudah dikerjakan. Bedanya, proyek integrasi memakai tiang pancang spun pile, sedangkan Pelantar II harus menggunakan bore pile karena faktor lingkungan.
Menurut Rodi, rekonstruksi jalan ini sangat mendesak karena Pelantar II menjadi akses vital menuju Pelabuhan Kuala Riau, jalur utama keluar masuk truk logistik. Penutupan jalan akibat amblas membuat arus barang dialihkan ke Pelantar I yang kerap menimbulkan kemacetan dan berpotensi mengganggu distribusi kebutuhan pokok.
“Kalau tidak segera diperbaiki, arus logistik bisa tersendat. Padahal kawasan ini adalah salah satu pusat perekonomian yang menopang kebutuhan masyarakat di ibu kota Kepri,” ujarnya.
Proyek rekonstruksi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama menangani titik amblas sepanjang 24,3 meter yang ditargetkan rampung akhir 2025, sedangkan tahap kedua menyusul pada 2026 untuk perbaikan sisa ruas sekitar 190 meter.
Rodi memastikan pihaknya telah melakukan sosialisasi, baik melalui forum dengan masyarakat dan pemangku kepentingan maupun secara door to door.
“Alhamdulillah, warga sangat mendukung pengerjaan yang segera dimulai,” kata dia. (red)