KABAR KALIMANTAN1, Tanjung Selor – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menegaskan, komitmen mempercepat transisi energi fosil menuju energi hijau yang bersih dan berkelanjutan, bertepatan momentum peringatan 79 tahun Hari Listrik Nasional yang jatuh pada 27 Oktober 2024.
“Provinsi Kaltara telah memulai transisi energi fosil ke energi ramah lingkungan dibuktikan dengan pembangunan PLTA Mentarang Induk di Kabupaten Malinau dan PLTA Sungai Kayan di Kabupaten Bulungan,” ujar Pjs. Gubernur Kaltara Togap Simangusnong di Tanjung Selor, Senin (28/10).
PLTA Mentarang Induk menjadi PLTA terbarukan berskala besar pertama di Indonesia untuk mendorong industrialisasi hidro.
Setelah proses pembangunan selesai, PLTA Mentarang Induk akan memasok energi terbarukan ke Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan.
Proyek ini juga mendukung target Indonesia untuk memiliki 23% energi baru terbarukan pada tahun 2025 dan 31% pada 2050 dalam bauran energi nasional sebagai bagian dari komitmen untuk masa depan energi berkelanjutan sekaligus berkontribusi untuk mendukung target nol bersih di Indonesia maupun dunia.
Status PSN telah diraih oleh PLTA Mentarang Induk dan sistem jaringan transmisinya sepanjang 255 Kilometer 500kV, yang sistem transmisi ini akan melalui Kabupaten Malinau, Tana Tidung, dan Bulungan.
“Listrik PLTA Mentarang juga akan memasok Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur,” kata Pjs. Gubernur.
PLTA Mentarang Induk (MIHEP) saat ini sedang dalam tahap konstruksi awal. Pemukiman pekerja (operator’s village) yang bersifat sementara telah dibangun untuk menyiapkan pekerja dalam konstruksi awal bendungan.
Saat ini terowongan pengalih (diversion tunnel) yang berfungsi untuk mengalihkan aliran sungai secara sementara, sedang dalam proses pembangunan dan ditargetkan akan selesai pada awal 2027.
Proses konstruksi bendungan dapat dimulai setelah terowongan pengalih selesai dibangun. PLTA Mentarang Induk ditargetkan akan beroperasi pada 2030.
Di Kaltara, tepatnya di Kabupaten Bulungan juga tengah berprogres Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning-Mangkupadi. Dengan luas lahan mencapai 11.696,53 hektar, kawasan ini tidak hanya menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang pesat, tetapi juga berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Salah satu fokus utama KIHI Tanah Kuning-Mangkupadi adalah pengembangan sektor manufaktur. Dengan kehadiran perusahaan pengembang saat ini sebagai anchor investor, kawasan ini diproyeksikan menjadi pusat produksi aluminium terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Namun, yang membedakan KIHI Tanah Kuning-Mangkupadi adalah komitmennya terhadap praktik produksi yang berkelanjutan.
Penggunaan teknologi ramah lingkungan, efisiensi energi, dan pengelolaan limbah yang baik menjadi prioritas utama.
Dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 140.796 orang dan realisasi investasi sebesar Rp504 triliun, KIHI Tanah Kuning-Mangkupadi memiliki potensi yang sangat besar mendorong pertumbuhan ekonomi Kaltara, bahkan Nasional.
Selain itu, kawasan ini juga diproyeksi meningkatkan konektivitas regional dan menarik investasi asing langsung.
“KIHI Tanah Kuning tidak hanya fokus pada industri manufaktur, tetapi juga pengembangan energi baru terbarukan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang melimpah di Kaltara, kawasan ini menjadi pusat produksi energi bersih yang dapat mendukung pertumbuhan industri dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil,” tutur Togap.
Sumber: ANTARA