
AlurNews.com – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melakukan penyerahan 68 sertifikat hak milik (SHM), atas tanah bagi warga penerima relokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City di Tanjung Banon.
Penyerahan dilakukan secara simbolis di Gedung BIDA Badan Pengusahaan (BP) Batam sekitar pukul 16.00 WIB, Selasa (18/3/2025) sore. AHY menjelaskan pemberian SHM bagi warga penerima program relokasi di kawasan Tanjung Banon, merupakan bagian dari perencanaan kawasan transmigrasi yang terintegrasi di Batam, Rempang, Galang (Barelang).
Ia mengatakan pemerintah pusat disebut melihat, pengembangan kawasan Rempang Eco-City yang akan digesa, perlu diselaraskan dengan penyediaan kawasan pemukiman bagi penduduk lokal.
Pemberian SHM bagi penerima program relokasi, juga diharapkan dapat memberi kepercayaan diri bagi masyarakat terdampak, dan bentuk kepastian hukum dan upaya membangun kepercayaan dalam mendukung pengembangan ekonomi baru di kawasan tersebut.
“Kami akan mengedepankan komunikasi yang baik antara pemerintah daerah dan masyarakat agar program ini dapat disukseskan bersama,” jelasnya sesaat setelah prosesi penyerahan SHM bagi warga Rempang terdampak relokasi, Selasa (18/3/2025) sore.
Dengan pengembangan kawasan transmigrasi terpadu ini, pemerintah disebut berkomitmen menghadirkan kesejahteraan melalui berbagai program strategis, termasuk pengembangan Rempang Eco-City sebagai kawasan industri dan hunian baru yang terintegrasi.
“Ini adalah sebuah program, yang nanti akan mengembangkan kawasan yang ada di Barelang. Kita ingin memastikan program ini berjalan, selama ini masih terhambat karena tidak ada kepastian,” ujarnya.
Menurutnya, wilayah Barelang juga memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.
AHY menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan, guna berfokus pada pembangunan industri baru di Batam, dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi kemiskinan, serta mengatasi disparitas ekonomi di Kepulauan Riau.
“Kita tahu bahwa Kepri memiliki sumber daya alam yang luar biasa dan lokasi strategis secara geografis. Namun, ada tantangan tersendiri karena 96 persen wilayahnya adalah lautan. Oleh karena itu, integrasi antara Batam, Bintan, dan wilayah sekitarnya melalui pembangunan infrastruktur menjadi sangat penting,” ujarnya. (nando)