KABAR KALIMANTAN1, Palangka Raya – Badan Pusat Statistik mencatat realisasi luas panen jagung pipilan di Provinsi Kalimantan Tengah periode Januari hingga Desember 2024 mencapai 8.560 hektare, mengalami kenaikan 2.620 hektare atau 44,14 persen dibanding 2023, yang 5.940 hektare.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah (Kalteng) Agnes Widiastuti di Palangka Raya, Kalteng, Selasa (4/3), mengatakan luas panen jagung hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Jagung 2023-2024 terdiri atas tiga jenis panen yaitu hijauan, muda, dan pipilan.
“Untuk luas panen jagung pipilan sepanjang Januari hingga Desember 2024 mencapai sekitar 8.560 hektare. Sedangkan luas panen hijauan hanya 580 hektare dan luas panen muda 2.090 hektare,” jelasnya.
Sementara untuk produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 28 persen (JPK-KA 28 persen) pada 2024 mencapai 60.380 ton, mengalami kenaikan sebesar 25.910 ton atau 75,17 persen dibanding 2023 yang sebesar 34.470 ton.
Produksi JPK-KA 28 persen tertinggi pada 2024, terjadi pada Februari yaitu sebesar 22.420 ton.
Sementara itu, produksi JPK-KA 28 persen tertinggi pada 2023 terjadi pada September yaitu sebesar 11.160 ton.
“Apabila produksi JPK-KA 28 persen dikonversikan ke jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen (JPK-KA 14 persen), maka produksi JPK-KA 14 persen sepanjang Januari hingga Desember 2024 mencapai sekitar 44.640 ton, atau mengalami kenaikan sebesar 19.160 ton (75,17 persen) dibandingkan 2023 yang sebesar 25.480 ton,” terang Agnes.
Ia pun menjelaskan pencatatan luas panen jagung pipilan di provinsi ini berdasarkan metode KSA.
Metode tersebut dikembangkan oleh BPPT, yang sekarang bergabung ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan BPS mengestimasi luas panen jagung berdasarkan pengamatan yang objektif (objective measurement).
Pendataan KSA jagung dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, kecuali DKI Jakarta.
Metodologi KSA untuk komoditas jagung menggunakan 21.976 sampel segmen lahan berbentuk bujur sangkar berukuran 100 m x 100 m (1 hektare) dengan lokasi yang tetap.
Setiap bulan, masing-masing sampel segmen diamati secara visual di empat titik dengan menggunakan HP berbasis Android, sehingga dapat diamati kondisi pertanaman jagung di sampel segmen tersebut meliputi persiapan lahan, fase vegetatif, fase reproduktif, fase panen, potensi gagal panen, lahan pertanian bukan jagung, atau lahan bukan pertanian.
Hasil amatan kemudian difoto dan dikirimkan ke server pusat untuk diolah.
Luas panen yang dihasilkan dari pendataan KSA Jagung meliputi luas panen hijauan, luas panen muda, dan luas panen pipilan. Luas panen tanaman jagung di lahan sawah dikoreksi dengan besaran konversi galengan.
“Untuk luas panen tanaman jagung di lahan bukan sawah, luas galengan dianggap tidak ada atau tidak dikoreksi dengan besaran konversi galengan,” sebut Agnes.
Sumber: ANTARA