KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mengungkapkan adanya penambahan jumlah penduduk di wilayah setempat pada semester II tahun 2024 sebanyak 11.482 jiwa.
“Data itu kami dapatkan pada awal 2025 ini dan jumlah itu paling besar dalam beberapa tahun terakhir, karena biasanya penambahan jumlah penduduk antar semester itu hanya berkisar 2.000 – 3.000 jiwa saja,” kata Kepala Disdukcapil Kotim Agus Tripurna Tangkasiang di Sampit, Kamis (1/5).
Agus menyampaikan data itu diterima dari Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) bahwa pada semester I, yakni dari Januari – Juni 2024 jumlah penduduk di Kotim sebanyak 443.033 jiwa.
Kemudian, pada semester II, yakni Juli – Desember 2024 jumlah penduduk Kotim sebanyak 454.515 jiwa. Artinya ada penambahan jumlah penduduk sebanyak 11.482 jiwa.
Ia menyebutkan, penambahan jumlah penduduk kali ini merupakan yang paling banyak sejak ia menjabat sebagai Kepala Disdukcapil Kotim pada 2018. Menurutnya, hal ini dipengaruhi dua faktor, yakni warga yang pindah datang dan angka kelahiran di Kotim.
Warga pindah datang tersebut didominasi perantau dari luar daerah yang mencari pekerjaan di Kotim sehubungan dengan cukup banyak perusahaan besar swasta (PBS) di wilayah setempat, baik itu perkebunan maupun pertambangan.
“Ada juga yang pindah karena alasan tugas, seperti ASN, TNI atau Polri dan karena mengikuti keluarga sehingga, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak,” lanjutnya.
Ia melanjutkan, sebagian besar warga pindah datang itu menetap di wilayah utara Kotim, meliputi Kecamatan Parenggean, Cempaga Hulu, Mentaya Hulu, Bukit Santuai, Telaga Antang, Antang Kalang dan Telawang.
Seperti diketahui, di wilayah utara Kotim terdapat sejumlah PBS yang beroperasi. Latar belakang pekerjaan dari warga pindah datang kebanyakan adalah petani kebun dan karyawan perusahaan.
Sementara itu, berkaitan angka kelahiran yang dimaksud bukan hanya tentang bayi yang baru lahir dan didaftarkan dalam Kartu Keluarga (KK), tapi juga penduduk Kotim yang baru mendaftar administrasi kependudukannya.
Disebutkan, hingga saat ini masih ada warga Kotim yang belum mendaftar administrasi kependudukan, terutama warga yang tinggal di wilayah terpencil. Sebab, merasa belum butuh atau ketidaktahuan akan pentingnya administrasi kependudukan.
“Selain dua faktor di atas sebenarnya angka kematian juga mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi kesadaran masyarakat untuk melapor ketika ada keluarganya yang meninggal itu masih kurang, padahal ini penting untuk pemutakhiran data kependudukan,” demikian Agus.
Sumber: ANTARA