Optimisme Berlanjut, Ekonomi Kepri Tumbuh Solid 7,48 Persen di Triwulan III 2025

4 days ago 15
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Rony Widijarto Purubaskoro. (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus menunjukkan kinerja yang mengesankan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Kepri pada triwulan III 2025 tumbuh sebesar 7,48 persen (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 7,14 persen (yoy).

Secara kumulatif, hingga triwulan III 2025, ekonomi Kepri tumbuh 6,60 persen (ctc), menjadikannya provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Sumatera dan memberikan kontribusi 7,07 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Rony Widijarto Purubaskoro menyampaikan bahwa kinerja ekonomi Kepri yang solid ini didorong oleh sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, konstruksi, serta perdagangan.

“Sektor industri pengolahan tumbuh 6,82 persen, pertambangan dan penggalian melonjak 19,83 persen, konstruksi meningkat 5,71 persen, dan perdagangan naik 5,54 persen. Keempat sektor ini menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Kepri dengan kontribusi yang signifikan terhadap PDRB daerah,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pertumbuhan industri pengolahan sejalan dengan meningkatnya aktivitas produksi pasca kepastian penetapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat.

Sementara itu, sektor pertambangan didorong oleh kinerja dua sumur migas baru di Natuna. Pertumbuhan di sektor konstruksi juga masih kuat seiring pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) yang terus berlanjut di berbagai wilayah Kepri.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Kepri terutama disokong oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 9,05 persen (yoy) dengan andil 3,75 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Investasi, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), tetap solid berkat kemudahan perizinan yang diatur dalam PP Nomor 25 Tahun 2025 dan PP Nomor 28 Tahun 2025,” jelasnya

Sementara itu, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,12 persen (yoy) sejalan dengan meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menunjukkan optimisme masyarakat. Net ekspor juga mencatat pertumbuhan tinggi sebesar 16,45 persen (yoy), mencerminkan meningkatnya permintaan global.

Rony menambahkan bahwa intermediasi perbankan di Kepri tetap kuat. Pertumbuhan kredit mencapai 20,61 persen (yoy), Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 14,06 persen (yoy), dan aset perbankan meningkat 13,14 persen (yoy).

Selain itu, digitalisasi ekonomi turut menjadi katalis pertumbuhan. Hingga September 2025, volume transaksi QRIS mencapai 64,94 juta transaksi, tumbuh 181,93 persen (yoy), dengan nominal transaksi mencapai Rp7,71 triliun, meningkat 140,62 persen (yoy).

“Pembiayaan korporasi dan UMKM pun tumbuh positif, masing-masing 26,37 persen dan 12,96 persen,” ujarnya.

Di tengah pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi di Kepri tetap terjaga. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri pada Oktober 2025 mencatat inflasi 0,36 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,64 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi tercatat 3,01 persen (yoy).

Namun, tekanan inflasi tersebut tertahan oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,18 persen (mtm).

“Kenaikan harga terutama terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, khususnya komoditas emas perhiasan, seiring meningkatnya ketidakpastian geopolitik global,” ungkapnya. (Nando)

Read Entire Article
Alur Berita | Malang Hot | Zona Local | Kabar Kalimantan |