Kisah Pengusaha Bakso di Batam, Viral Setelah Bangun Jalan Pakai Dana Pribadi

1 month ago 30
pengusaha bakso batam viralPengusaha Bakso Gunung Ferry Suwadi (52) saat ditemui di Batam. Kisah viral di media sosial karena karena bangun jalan di Dusun Segelan Sidomulyo, Desa Balesari, Ngajum, Kabupaten Malang. Foto: AlurNews.com

AlurNews.com – Ferry Suwadi (52), pengusaha Bakso Gunung di Batam, Kepulauan Riau saat ini tengah jadi buah bibir. Aksinya membangun jalan dengan dana pribadi viral di media sosial.

Ia mengaku senang warga desa asal kelahirannya di Malang, tepatnya di Dusun Segelan Sidomulyo, Desa Balesari, Ngajum, Kabupaten Malang dapat menikmati fasilitas jalan baru sepanjang 1,5 kilometer yang dibangunnya.

Walau begitu, Ferry menyebut tidak pernah mengumumkan berapa total biaya yang dikeluarkannya untuk proyek tersebut. Ferry hanya menyebut, pembangunan jalan ini memang ditujukan untuk membantu warga, karena rasa prihatinnya melihat kesulitan warga membawa hasil pertanian akibat kondisi jalan yang sangat ekstrim.

“Kalau seperti yang ada di medsos kemarin saya keluarkan dana Rp10 miliar, itu kan pendapat warga. Kalau ditanya ke saya, saya sudah berjanji biarlah itu menjadi amal ibadah saya dan saya tidak akan membuka informasi itu ke siapa pun,” jelas Ferry yang ditemui di salah satu cabang Bakso Gunung miliknya di kawasan Ruko Kara Junction, Senin (6/1/2025) sore.

Disinggung terkait video yang membuat dirinya viral, Ferry menyebut hal ini di luar keinginannya setelah menyelesaikan proyek pembangunan jalan. Ferry mengaku bahwa ide awal membangun jalan sepanjang 1,5 kilometer ini, dari pembangunan jalan di depan Masjid Al-Ikhlas pada 2018 lalu.

Setelah membangun masjid, istri Ferry kemudian menyarankan agar pembangunan akses jalan juga dilakukan. Hal ini agar warga Dusun Segelan Sidomulyo merasa nyaman saat menuju Masjid untuk melaksanakan ibadah.

Keinginan istri untuk membuat akses menuju Masjid, kemudian disambut oleh warga yang juga meminta agar jalan utama di Dusun juga dapat perhatian dari pengusaha yang telah memiliki 8 cabang Bakso Gunung di Kota Batam ini.

“Terkait pembangunan akses utama ini, saya juga meminta warga agar mengiklaskan lahan mereka sedikit terpakai. Karena lebar jalan utama akan dibuat 10 meter, lengkap dengan drainase dan taman untuk memperindah jalan. Beruntung warga yang lahan rumahnya terkena juga mau, sehingga proyek ini bisa dimulai,” jelasnya.

Alasan lain Ferry setuju untuk membangun jalan utama di desanya ini, setelah melihat kondisi para petani yang kerap jatuh saat melintas jalan tanah dan licin, serta dipenuhi pecahan batu yang mempersulit para petani membawa hasil panen, atau sekedar rumput untuk pakan ternak mereka.

Selain itu, dalam proses nya Ferry juga mengaku sangat senang dengan sistem gotong royong warga untuk membangun jalan ini. Sebuah tradisi yang diakuinya masih dipertahankan warga, sejak Ferry mulai meninggalkan desa pada tahun 1992 untuk mengadu nasib ke Batam.

Selain membangun jalan, Ferry juga diketahui membangun beberapa fasilitas di kampung halamannya seperti lapangan sepakbola, TPQ, dan masjid.

“Sekarang saya lihat warga desa saya sangat senang sekali, Alhamdulillah hal ini turut membuat saya juga sangat senang. Doakan saja saja bisa melanjutkan pembangunan jalan ini hingga 5 kilometer. Agar para petani di kampung saya gampang saat membawa hasil tani mereka ke kota,” ungkapnya.

Ferry sendiri menyebut pembangunan jalan ini, merupakan hasil kerja kerasnya berjualan bakso sejak tahun 1992 di Kota Batam. Saat itu, Ferry mengingat bahwa Kota Batam masih dalam tahap pembangunan, serta wilayah pemukiman masih terkonsentrasi di dua Kecamatan saja yakni Kecamatan Sekupang, dan Kecamatan Lubuk Baja.

Mulai datang ke Batam, Ferry awalnya hanya berjualan bakso keliling dengan cara dipikul, hingga akhirnya bisa memiliki gerobak untuk menjangkau para pelanggan yang tinggal di kawasan Jodoh.

“Tahun itu, saya datang karena diajak salah satu pelanggan saya. Bapak itu awalnya mengajak saya karena Batam mulai membangun proyek kawasan industrinya. Namun karena saya tidak punya skill, maka hanya berjualan bakso saja saya di sini dan fokus untuk pemukiman di Jodoh,” jelasnya.

Sebelum memulai brand Bakso Gunung, Ferry mengaku menggunakan nama umum seperti bakso Arema, mengingat asalnya sebagai warga Malang. Usahanya untuk tetap fokus berjualan ini, kemudian membuahkan hasil hingga dia bisa memiliki 30 gerobak bakso.

Seiring berjalannya waktu, Ferry menyebut berjualan dengan gerobak mulai ditinggalkan oleh para pekerja, dari sini Ferry memberanikan diri menyewa satu unit ruko yang berada tidak jauh dari salah satu Tempat Hiburan Malam (THM) di kawasan Jodoh.

Keputusannya memulai berjualan bakso di ruko ini, membawa hasil yang sangat memuaskan hingga akhirnya Ferry berhasil melahirkan brand Bakso Gunung yang terinspirasi dari desa asalnya yang berada di bawah kaki gunung.

Ferry juga menjelaskan, proses pembangunan jalan utama di desa nya ini sama sekali tanpa ada campur tangan dari pemerintah setempat. Walau saat ini Ferry sendiri mengaku sudah beberapa kali dihubungi oleh camat, lurah, hingga perwakilan yang menyebut bahwa dirinya ingin ditemui oleh Bupati Kabupaten Malang.

“Yang penting warga desa senang saja dulu, memang sih setelah ini saya ada beberapa kali dihubungi oleh camat, lurah, dan perwakilan Bupati. Namun sampai saat ini saya sendiri belum bertemu secara pribadi. Adapun komunikasi yang terjadi adalah mereka menyampaikan salam ke saya,” ujarnya. (Nando)

Read Entire Article
Alur Berita | Malang Hot | Zona Local | Kabar Kalimantan |