AlurNews.com – Ekspansi besar-besaran fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) Batam Aero Teknik (BAT) dinilai menjadi langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi penerbangan nasional.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Lukman F Laisa menegaskan bahwa tambahan kapasitas perawatan pesawat di BAT, termasuk peresmian Hanggar F diharapkan dapat mengurangi antrean perawatan yang selama ini berdampak pada tingginya biaya operasional maskapai dan harga tiket pesawat.
Pihaknya menilai antrean perawatan dan keterlambatan suplai komponen menjadi salah satu faktor utama pembengkakan biaya maskapai.
“Hanggar BAT yang mampu menangani hingga 27 line maintenance dan dua fasilitas full painting sangat membantu memangkas antrean perawatan pesawat,” ujar Lukman saat menghadiri peresmian Hanggar F di Bandara Hang Nadim Batam, Rabu (19/11/2025).
Menurut data Kemenhub, terdapat 570 pesawat terdaftar di Indonesia, namun hanya 360 unit yang berada pada kondisi service level. Sementara Lion Air Group yang memiliki 297 armada, baru 186 pesawat atau 39 persen yang siap operasional.
“Kesulitan perawatan dan lambatnya logistik suku cadang membuat biaya operasional meningkat. Itu memengaruhi harga tiket karena suplai dan demand tidak seimbang,” jelasnya.
Di sisi lain, Lion Air Group menegaskan bahwa pembangunan Hanggar F merupakan bagian dari rencana jangka panjang meningkatkan kapasitas MRO nasional. President Director Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro Adi menyebut hanggar ketujuh BAT itu telah mengantongi sejumlah sertifikasi internasional, termasuk dari FAA Amerika Serikat dan regulator Inggris.
“Hanggar ini sangat sophisticated dan memenuhi standar internasional. Beberapa regulator asing sudah memberikan sertifikasi untuk BAT,” ujarnya.
Dengan operasional 24 jam dalam tiga shift, BAT kini mempekerjakan 2.100 karyawan. Setiap penambahan hanggar mampu menyerap sekitar 750 tenaga kerja baru, dan perusahaan menargetkan memiliki 10.000 pegawai pada 2030.
Selain menangani pesawat Lion Air Group dan maskapai nasional, fasilitas BAT juga digunakan oleh operator asing dari Filipina, India, Singapura, Malaysia, Thailand, hingga Vietnam.
“Seiring bertambahnya usia pesawat, kebutuhan perawatan juga meningkat. BAT terus berkembang memenuhi permintaan itu,” ujarnya.
BAT berdiri di atas lahan 30 hektare dan akan diperluas dengan tambahan 25 hektare. Total investasi yang telah ditanamkan mencapai Rp1,7 triliun, dengan porsi PMDN lebih dari 40 persen. Lion Air Group saat ini menunggu persetujuan lahan tambahan dari BP Batam.
Pada kesempatan yang sama, BAT juga menandatangani kerja sama dengan Pitmont System dan FTAI Service terkait layanan mesin serta komponen pesawat.
Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, perusahaan menyiapkan pembangunan 3.000 unit rumah karyawan di Punggur, Tembesi, dan Nongsa, yang ditargetkan mulai dikerjakan pada 2026.
“Seluruh karyawan BAT berhak atas fasilitas tersebut, dengan kepemilikan setelah bekerja lebih dari 10 tahun,” ujarnya. (Nando)

2 weeks ago
28

















































