Oleh: Bahry Bahruddin, S.T.
Pada tahun 2023, sebuah kisah tragis datang dari remaja di Cirebon, Jawa Barat. Seorang anak laki-laki bernama Ali (nama samaran), baru berusia 16 tahun, menjadi korban minuman keras.
Di awal kisah, Ali hanya seorang remaja biasa yang terpengaruh oleh ajakan teman-temannya. Dia tidak ingin merasa “berbeda” dari kelompok pergaulannya yang kerap mengonsumsi minuman keras saat berkumpul di malam hari. Ali berpikir, hanya sedikit minuman tidak akan berbahaya. Namun, kenyataannya berbicara lain. Suatu malam, setelah mengonsumsi miras oplosan yang dibeli secara sembunyi-sembunyi, Ali jatuh sakit parah dan harus dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, nyawanya tidak tertolong.
Cerita Ali bukanlah satu-satunya. Di berbagai wilayah Indonesia, kasus remaja yang terjerat miras semakin meningkat. Dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Malang, hingga daerah-daerah kecil di pelosok, kita mendengar kisah tragis tentang remaja yang kehilangan masa depan akibat miras.
Miras yang outletnya semakin menjamur diberbagai kota dan daerah menjadi ancaman serius bagi keselamatan anak muda. Data dari berbagai media menunjukkan bahwa puluhan remaja tewas setiap tahunnya karena keracunan alkohol, sementara banyak lainnya mengalami gangguan kesehatan permanen, seperti kebutaan atau kerusakan organ.
Pesantren Menyediakan Jalan Keluar
Namun, di tengah kisah pilu seperti Ali, ada jalan keluar yang nyata. Pesantren, yang telah lama menjadi benteng pendidikan moral di Indonesia, menawarkan solusi efektif untuk menyelamatkan generasi muda dari jeratan miras dan pengaruh buruk lainnya.
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang menekankan pembentukan karakter dan moral generasi muda. Berbeda dengan pendidikan umum yang lebih fokus pada aspek akademis, pesantren menanamkan nilai-nilai agama, kedisiplinan, dan pengendalian diri dalam setiap aspek kehidupan santri. Nilai-nilai ini sangat penting dalam membentengi remaja dari godaan minuman beralkohol dan penyalahgunaan zat berbahaya lainnya.
Seorang santri diajarkan untuk selalu menjaga kehormatan dirinya, mengikuti ajaran Islam dengan sungguh-sungguh, termasuk menjauhi hal-hal yang haram seperti miras. Lingkungan pesantren yang penuh kedisiplinan membuat santri terbiasa mengatur waktunya dengan baik, jauh dari pengaruh buruk pergaulan bebas dan tekanan teman sebaya yang sering menjadi pintu masuk bagi remaja untuk mencoba miras.
Pengawasan dan Komunitas yang Mendukung
Salah satu kelebihan dari menjadi santri adalah lingkungan yang mendukung untuk selalu berbuat kebaikan. Dalam pesantren, setiap tindakan seorang santri diawasi oleh para ustadz, kiai, dan teman-temannya. Hal ini membuat mereka memiliki kontrol sosial yang kuat, di mana tindakan-tindakan negatif seperti konsumsi miras sangat dikecam dan tidak diterima. Rasa tanggung jawab untuk saling menjaga di antara santri juga memperkuat ikatan kebersamaan dalam menolak hal-hal yang dilarang oleh agama.
Selain itu, pesantren mendorong aktivitas produktif, seperti pengajian, olahraga, atau keterampilan lain yang bisa mengalihkan perhatian remaja dari aktivitas yang merusak, seperti minuman beralkohol. Lingkungan yang positif ini dapat menjadi tameng yang kuat bagi para santri untuk menahan diri dari godaan miras.
Membangun Generasi Pemimpin Masa Depan
Pendidikan di pesantren tidak hanya fokus pada nilai-nilai agama, tetapi juga mempersiapkan santri untuk menjadi pemimpin di masa depan. Mereka diajarkan untuk mengambil peran penting dalam masyarakat, menjadi teladan bagi orang lain, dan memberikan solusi atas berbagai permasalahan sosial. Santri yang memiliki pemahaman agama yang kuat dan jiwa kepemimpinan dapat berperan aktif dalam mencegah peredaran dan penggunaan alkohol di lingkungan sekitar mereka.
Dengan demikian, santri tidak hanya menyelamatkan diri mereka sendiri dari pengaruh buruk minuman beralkohol, tetapi juga menjadi agen perubahan yang dapat menyelamatkan teman-teman mereka dari bahaya yang sama. Mereka mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya alkohol dan mengajak remaja lain untuk mengisi waktu dengan kegiatan positif.
Selamat Hari Santri 2024
Dalam menghadapi tantangan besar seperti penyalahgunaan minuman beralkohol di kalangan remaja, solusi jangka panjang adalah membentuk generasi muda yang memiliki karakter kuat, disiplin, dan bertanggung jawab. Pendidikan di pesantren, dengan segala nilai positifnya, menawarkan jalan yang jelas untuk menciptakan generasi yang mampu menolak godaan miras dan menyebarkan kebaikan di lingkungan mereka.
Pada peringatan Hari Santri 2024 ini, mari kita tingkatkan kesadaran bahwa menjadi santri bukan hanya tentang mempelajari agama, tetapi juga menyelamatkan generasi muda dari berbagai pengaruh buruk. Selamat Hari Santri 2024! ‘Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan’. Semoga semangat santri terus menjadi inspirasi dalam membangun masa depan yang lebih baik untuk generasi penerus bangsa.