KABAR KALIMANTAN1, Penajam Paser Utara – Agar lebih banyak kriya yang dihasilkan dari sabut kelapa, PHKT juga melengkapi Koperasi KIM dengan mesin pencacah, mesin press, mesin cocobristle, dan mesin pemintal tali.
Kini Koperasi KIM sudah bisa membuat lebih dari 50 jenis kriya berbahan dasar sabut kelapa, seperti tas, karpet, keset, tempat lampu, topi, pot bunga, sapu, kemoceng, tempat tisu, tempat hantaran untuk souvenir hingga produk terbaru sandal dan sepatu.
Untuk mengenalkan dan membuka peluang pasar, produk kreasi Koperasi KIM diikutkan di sejumlah pameran regional dan nasional.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara pun memberikan dukungan sejumlah bantuan untuk meningkatkan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Produksi kerajinan berbahan dasar sabut kelapa yang dikembangkan Koperasi KIM di Kelurahan Saloloang itu diharapkan bisa menjadi produk khas Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pemerintah Kabupaten Penajam Utara komitmen terus memberdayakan serta meningkatkan produk UMKM dan koperasi sebagai upaya percepatan peningkatan penggunaan produk dalam negeri.
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) juga menjadikan Koperasi KIM sebagai mitra binaan dan salah satu UMKM unggulan Kota Nusantara.
UMKM perlu dukungan
Kendati telah menciptakan puluhan produk, Rusni Febrianti bersama Koperasi KIM belum dapat menjual secara luas. Mereka berproduksi berdasarkan pesanan saja, dan masih kekurangan sumber daya manusia untuk membuat produk secara konsisten.
Pengerjaan kriya berbahan sabut kelapa juga butuh waktu dengan ketelitian ekstra agar produk yang dihasilkan berkualitas, dengan keterbatasan SDM itu kerajinan tangan Koperasi KIM juga belum masuk lokapasar atau situs yang menerapkan konsep pasar tradisional dan dikemas secara daring.
Kerajinan olahan sabut kelapa dari Koperasi KIM dijual dengan harga mulai dari Rp30 ribu hingga Rp1 juta, bergantung pada tingkat kesulitan dan lama waktu pengerjaan.
Setelah mengikuti sejumlah pameran, Rusni Febrianti ingin membuka pasar daring untuk penjualan kerajinan Koperasi KIM. Dia melihat peluang pasar internasional, banyak pengunjung mancanegara ingin membeli kriya dari sabut kelapa Koperasi KIM yang dipamerkan.
Sambil terus berkarya, Rusni juga mengingatkan kepada anggota koperasi akan pentingnya arti berkelanjutan dan penggunaan sumber daya alam secara bijaksana. Dia menyematkan keterangan bahwa produk koperasinya sebagai barang yang ramah lingkungan. Apalagi yang mereka kelola adalah sabut kelapa yang sering dianggap sebagai limbah.
Mereka bukan hanya dapat mengurangi sampah organik, tetapi juga memberikan nilai tambah pada hasil pertanian kelapa serta menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan.
Sehingga dari sejumlah kegiatan dan pameran nasional dan internasional, Rusni Febrianti dengan Koperasi KIM selain mendapat, penghargaan varian produk terbanyak dari sabut kelapa, juga diberikan penghargaan produk berbasis lingkungan.
Rusni Febrianti bersama Koperasi KIM merupakan bagian dari pelaku UMKM yang ingin terus berkembang dan memerlukan bantuan.
Sumber: ANTARA