Komandan Milisi Pro-Israel di Gaza Tewas, Hamas Sebut “Akhir yang Tak Terelakkan bagi Para Penghianat”

19 hours ago 7

GAZA (jurnalislam.com)– Milisi Pasukan Populer yang dikenal pro-Israel di Jalur Gaza mengonfirmasi kematian komandan mereka, Yasser Abu Shabab, pada Kamis (4/11/2025). Kelompok itu menyatakan Abu Shabab meninggal akibat luka tembak yang dideritanya saat “menjalankan tugas di lapangan” ketika berusaha mendamaikan perselisihan internal antara anggota keluarga Abu Suneimah.

Kelompok tersebut menepis laporan yang menyebutkan bahwa Abu Shabab dibunuh oleh Hamas. Mereka menegaskan klaim itu tidak benar dan menyindir bahwa Hamas “terlalu lemah untuk menargetkan komandan umum dan para rekannya”.

Abu Shabab dikenal sebagai salah satu tokoh yang paling menonjol terkait kolaborasi dengan Israel selama invasi darat ke Rafah pada 2024. Milisinya beroperasi di wilayah Rafah timur yang berada di bawah kontrol penuh pasukan Israel. Banyak warga Palestina menuduh kelompok itu bekerja sama dengan Israel dalam berbagai operasi keamanan, termasuk penjarahan bantuan kemanusiaan serta misi yang memfasilitasi serangan militer Israel.

Dalam pernyataan duka cita, Pasukan Populer menyebut Abu Shabab sebagai “komandan umum” mereka di Gaza, dan bersikeras bahwa kematiannya murni akibat luka dalam bentrokan lokal, bukan karena operasi Hamas.

𝗛𝗮𝗺𝗮𝘀 𝗦𝗮𝗺𝗯𝘂𝘁 𝗞𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻 𝗔𝗯𝘂 𝗦𝗵𝗮𝗯𝗮𝗯

Sementara itu, Hamas mengeluarkan pernyataan terpisah yang menyambut kematian Abu Shabab. Gerakan itu menyebutnya sebagai “kolaborator pendudukan” dan menegaskan bahwa akhir semacam itu adalah “nasib tak terelakkan bagi siapa pun yang mengkhianati rakyat dan tanah airnya”.

Hamas menuduh Abu Shabab dan kelompoknya melakukan “tindakan kriminal” yang menyimpang dari tatanan nasional dan sosial. Gerakan tersebut juga memuji klan dan keluarga lokal yang sebelumnya telah berlepas diri dari Abu Shabab dan para pengikutnya.

Menurut Hamas, bergantungnya Israel pada “geng-geng yang secara sosial dan moral telah jatuh” menunjukkan “impotensi” Israel dalam menghadapi perlawanan Palestina. Mereka menambahkan bahwa Israel “tidak mampu melindungi para kolaboratornya, apalagi agen-agen lainnya”.

𝗟𝗮𝗽𝗼𝗿𝗮𝗻 𝗦𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗕𝗲𝗿𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗦𝗼𝗮𝗹 𝗣𝗲𝗻𝘆𝗲𝗯𝗮𝗯 𝗞𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻

Berbagai laporan muncul terkait kondisi yang mengakibatkan tewasnya Abu Shabab. Media Israel melaporkan bahwa ia meninggal dalam keadaan yang tidak jelas di utara Rafah, sebagian mengaitkannya dengan perselisihan internal antar keluarga setempat.

Radio Angkatan Darat Israel menyebut kejadian itu sebagai pembunuhan oleh orang-orang bersenjata. Sementara Channel 14 menyatakan bahwa salah satu anggota kelompok Abu Shabab, yang baru bergabung beberapa hari sebelumnya, melepaskan tembakan dalam sebuah konfrontasi.

Ia dilaporkan dibawa ke Rumah Sakit Soroka di Beersheba, yang kemudian mengonfirmasi bahwa Abu Shabab tiba dalam keadaan tidak bernyawa.

𝗖𝗮𝘁𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗞𝗿𝗶𝗺𝗶𝗻𝗮𝗹 𝗱𝗮𝗻 𝗨𝗽𝗮𝘆𝗮 𝗥𝗲𝗸𝗿𝘂𝘁𝗺𝗲𝗻

Laporan lokal menyebut Abu Shabab memiliki riwayat kriminal, termasuk kasus narkoba dan pencurian. Ia sempat dipenjara oleh otoritas Gaza sebelum melarikan diri ketika Israel menyerang fasilitas penahanan.

Setelah itu, ia membangun kembali jaringannya di Rafah dan berusaha merekrut warga Palestina sebagai alternatif Hamas. Faksi-faksi perlawanan berkali-kali menuduhnya memberikan dukungan intelijen dan operasional kepada Israel, termasuk dalam operasi yang berujung pada penangkapan maupun pembunuhan terarah terhadap para pejuang. (Bahry)

Sumber: TNA

Read Entire Article
Alur Berita | Malang Hot | Zona Local | Kabar Kalimantan |